Bukan perkara mudah bagi Duo Zheng menggarap film, sekalipun keduanya memiliki bakat serta didukung kru profesional. Soal lokasi syuting sempat jadi perkara mengingat pemerintah kota Seattle, Washington, menerapkan peraturan tertentu.
"Di Seattle itu cukup sulit untuk syuting, 70 persen warga setempat harus setuju akan diadakan syuting di situ," papar Livi. Bila pengumpulan tanda tangan warga gagal mencapai 70 persen maka diulang lagi permohonannya sampai bisa ke angka itu.
Setelah berhasil melewati halangan tersebut, akhirnya film ini dapat ditayangkan di beberapa kota, seperti New York City, Los Angeles, San Fransico, Seatlle, Dallas dan Ohio. Diakui Livi dan Ken, respon penonton di kota-kota tersebut terbilang bagus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Brush with Danger sanggup bertahan rata-rata dua bulan di bioskop kota-kota tersebut. Bagi Livi, hal ini merupakan prestasi tersendiri. Setidaknya sudah ada pengakuan bagi film yang dikerjakannya setengah mati dengan penuh perjuangan.
"Salah satu pujian yang kita dapat itu dari Gubernur Oscar. Dia datang ke
premiere film kami dan nonton sampai selesai," imbuh Ken. Kini. Livi dan Ken tengah mengusahakan filmnya premiere di Tanah Air dalam waktu dekat.
"Sekarang saya lagi urus perizinannya, saya sudah dapat domilisi sama NPWP, kami baru masukin IUP-nya. Jadi kira-kira izinnya baru selesai bulan Agustus atau September dan moga-moga filmnya bisa tayang," kata Livi yang memfavoritkan
Leon the Professional karya Luc Besson.
Usai studi S2, Livi ingin memproduksi film di Indonesia dengan
soundtrack atau iringan musik Indonesia. Livi bahkan sudah mengajak
executive producer (EP) dan
director of photography (DOP)-nya berlibur di Indonesia selama seminggu.
"Saya pengen banget bukan hanya syuting di Indonesia tapi juga memasukkan musik-musik Indonesia di
soundtrack film-film saya berikutnya. EP dan DOP saya sudah pernah saya bawa ke sini, ternyata mereka antusias.”
Lebih lanjut Livi menerangkan, “Mudah-mudahan tahun depan saya, EP dan DOP bisa keliling Indonesia untuk lihat-lihat lokasi syuting. Saya enggak mau bikin film asal-asalan, jadi baru bisa bikin di Indonesia selesai kuliah S2 nanti," tutup Livi.
(vga/vga)