Seni Budaya Indonesia Siap 'Menggoyang' Tepi Sungai Main

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Kamis, 30 Jul 2015 12:01 WIB
Indonesia yang menjadi tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015 juga mendapat panggung utama di festival seni budaya terbesar Jerman, Ufferfest.
Dwiki Dharmawan ikut memeriahkan festival Ufferfest di Jerman. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sepanjang Sungai Main, Jerman, akhir Agustus mendatang akan diramaikan salah satu festival budaya terbesar di Eropa: Ufferfest. Festival itu diselenggarakan di seberang deretan museum yang merupakan sebuah lokasi penuh eksotika.

Lebih dari 250 kamera televisi Eropa menyorot festival itu. Dan Indonesia, yang di Frankfurt Book Fair 2015 menjadi Tamu Kehormatan, dalam festival Ufferfest pun mendapat sorotan utama.

Dalam status Facebook-nya, Goenawan Mohamad, Ketua Komite Nasional Indonesia Frankfurt Book Fair 2015 menyebut, Indonesia akan mendapat panggung seluas 800 meter persegi di sana. Posisinya pun istimewa karena diunggulkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ufferfest ini sebenarnya di luar Frankfurt Book Fair. Tapi organisasi di sana kan saling berhubungan. Karena kita tamu kehormatan, mereka pun memberi dukungan, bahkan kita jadi tamu utama," kata Slamet Rahardjo, Ketua Komite Pertunjukan, Pameran dan Seminar kepada CNN Indonesia saat dihubungi Kamis (31/7).

Selama tiga hari, 28 sampai 30 Agustus mendatang, seni budaya Indonesia akan memeriahkan festival itu. Slamet menegaskan, pihaknya akan menyuguhkan tema yang seragam seperti panggung Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015: "17.000 Islands of Imagination."

Keanekaragaman, kemajemukan, dan pluralisme pun menjadi daya tawar utama Indonesia.

"Acara yang kita tawarkan menginformasikan bahwa Indonesia ini negara yang setiap jengkalnya sangat kaya dan bisa menginspirasi," ujar Slamet. Ia melanjutkan, "Akan ada musik Sumatra, Irian, Jawa, Melayu."

Bukan hanya seni budaya yang tradisional, Slamet juga menghadirkan karya kontemporer. "Karena dunia sekarang berubah, irama musik pun berkembang," katanya menjelaskan. Lantas, siapa saja musisi yang diboyong ke Jerman?

Goenawan menyebutkan dalam akun Facebook-nya, akan ada Dwiki Dharmawan yang tampil bersama musisi Eropa dengan Jazz Quartet-nya dan Djaduk Feriyanto dengan Kuaetnika. "Kita sudah memberikan potongan musiknya dan mereka suka," ujar Slamet. Tapi penampil bukan hanya itu.

Karena Indonesia tak lepas dari tradisi arak-arakan, negeri ini juga akan menampilkan Barong Banyuwangi. "Barong itu kan singa perkasa yang melindungi masyarakat dari bahaya, keliling begitu. Kita membawa inspirasi itu ke sana," Slamet menuturkan.

Selain itu, kata Slamet lagi, masih ada musik kontemporer yang akan dibawakan para penyanyi muda seperti Dira Sugandi dan Bonita.

Itu semua rasanya belum cukup mewakili seni budaya Indonesia. Slamet masih akan menampilkan dangdut, akar musik Indonesia. Penyanyi dangdut dari Yogyakarta akan diboyong ke sana demi menyuguhkan lantunan meliuk itu. Namun, tidak ada pedangdut Ibu Kota yang ikut.

"Mereka kan ada kontrak. Sebenarnya mau menggunakan salah satu dari akademi dangdut, tapi ternyata tidak mudah," ucap Slamet menjelaskan. Ia akhirnya menggunakan dangdut yang bernapaskan Melayu. Pemusik Yogyakarta yang juga berlatar akademi pun dipilih.

"Kita ini kan rumpun Melayu. Jadi saya minta dangdut yang berwarna Melayu. Ada dangdut goyangnya, tapi tidak semua seperti itu." Masih belum cukup, penari dan pemusik Papua juga turut memeriahkan Ufferfest.

Slamet Rahardjo, Ketua Komite Pertunjukan, Pameran, dan Seminar Frankfurt Book Fair 2015. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Slamet mengatakan, tidak ada karya yang lebih diutamakan dalam Ufferfest. Semua dianggap sama rata mewakili Indonesia. "Gongnya adalah kita satu dalam keberagaman. Sampai akhir saya ingin orang melihat kita kaya akan keberagaman. Kita goyang Frankfurt dengan dangdut, Dwiki, Djaduk, dan lainnya," katanya.

Keberagaman itu dirasa menjadi suguhan yang tepat, apalagi berdekatan dengan perayaan 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini. "Akan ada muhibah budaya sejak Februari sampai Oktober nanti," ujar Slamet menegaskan.

(rsa/rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER