CD Pertama Diciptakan dengan Iming-iming Kualitas Suara

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Selasa, 18 Agu 2015 16:03 WIB
Cakram padat pertama diciptakan di Jerman, 17 Agustus 1982. Teknologi baru itu menggeser piringan hitam karena menjanjikan kualitas suara yang lebih bagus.
CD atau cakram padat diciptakan 17 Agustus 1982. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tanggal 17 Agustus bukan hanya diperingati sebagai Hari Kemerdekaan bangsa Indonesia. Momen itu juga menjadi kebangkitan era musik modern. Mengutip Time, 17 Agustus 1982 adalah kali pertama cakram padat musik diluncurkan.

Pada hari itu, sebuah perusahaan di Hanover, Jerman menciptakan cakram padat untuk album pertama band ABBA, berjudul The Visitors. Yang diluncurkan hari itu bukan cakram padat biasa. Itu cakram padat pertama yang ada di dunia.

Teknologi itu kemudian dijual di Jepang pada tahun yang sama. Pasar yang lain pun mengikuti. Dunia akhirnya mengenal luas, bahkan "dijajah" oleh teknologi cakram padat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya para pencinta musik hanya mengenal vinil, atau piringan hitam. Namun para pembuat cakram padat menjanjikan keuntungan berupa kualitas suara. "Yang terpenting, tidak ada suara permukaan, karena laser hanya membaca angka, bukan debu atau kotoran di permukaan laminasinya," begitu tertulis di satu artikel.

Artikel yang sama membandingkan, seringkali ditemukan distorsi pada piringan hitam, terutama di bagian akhirnya. Sementara cakram padat diklaim lebih kompatibel dan bersih.

Menurut liputan Time pada masa itu, cakram padat dijual seharga US$17 (Rp235 ribu) atau setara US$40 (Rp553 ribu) dengan di zaman sekarang. Perusahaan yang membuat cakram-cakram padat meyakini produk mereka akan hit.

Itu terbukti. Meski harga pemutar cakram padat itu tergolong mahal, saat itu lebih dari US$1.000 (Rp13,8 juta) banyak yang memburu teknologi digital cakram padat. Alasannya apa lagi jika bukan tergiur kualitas suara yang dijanjikan, Namun, itu terasa omong kosong.

Kini, saat para pencinta musik mulai kembali beralih ke piringan hitam, alasan mereka pun sama. Mereka memilih memutar musik lewat vinil karena suaranya terada lebih "nendang." Bagaimana pun, janji kualitas suara hanya strategi penjualan perusahaan cakram padat.

(rsa/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER