Jakarta, CNN Indonesia -- Cukup lama waktu yang diluangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan di depan karya seni rupa bertajuk
Wajah-wajah Tokoh Kemerdekaan (2015) karya Rosid yang menampilkan wajah-wajah Proklamator dan pahlawan nasional.
Tak hanya menyimakan penjelasan sang seniman, ia juga berdiskusi dan bahkan memotret dengan kamera ponsel pintarnya. Harus diakui, karya yang dibuat di medium pintu kayu utuh ini memang menarik. Tak heran bila langkah Anies tertahan di sini.
Langkah Anies pun tertahan cukup lama saat mengamati lukisan
Careless Comedy (2015) karya Tatang Ramadhan Bouqie. Lukisan tiga panel ini memang mencolok mata. Selain berukuran besar 200 x 800 cm, tarikan garisnya juga rumit sekaligus penuh warna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rosid dan Tatang adalah dua di antara 36 seniman yang berpartisipasi di pameran bertajuk
Langkah Kepalang Dekolonisasi yang digagas Galeri Canna dan digelar di Galeri Nasional Indonesia, kawasan Medan Merdeka Timur, Jakarta, mulai tadi malam (19/8).
 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan memotret lukisan Wajah-wajah Tokoh Kemerdekaan karya Rosid di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (19/8). (CNNIndonesia/Vega Probo) |
Pameran yang berlangsung hingga akhir Agustus ini diselenggarakan untuk merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70, pada 17 Agustus 2015. Namun menurut Anies, dalam pidato pembukaannya, Kemerdekaan janganlah sebatas dirayakan.
“Lewat kehadiran karya para perupa ini, kita terinspirasi merayakan dan merasakan Kemerdekaan,” kata Anies, “Pameran ini merupakan cara untuk mengingatkan generasi baru tentang perjuangan Kemerdekaan.”
Anies juga berharap, makin banyak kaum muda melihat “peristiwa bersejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia bukan sekadar refleksi ke belakang, tapi proyeksi ke depan.” Berbekal optimisme, kaum muda melangkah ke depan.
Seniman, dalam pandangan Anies, harus mampu menangkap spirit optimisme era Kemerdekaan ke dalam karyanya, sehingga siapa pun yang melihat karyanya kini juga merasakan gelora optimisme terhadap bangsanya, termasuk Pemerintah.
Pameran
Langkah Kepalang Dekolonisasi menampilkan 41 karya dari 36 seniman yang sebagian nama dan karyanya tak asing di galeri maupun balai lelang penjuru dunia, seperti Entang Wiharso, Heri Dono, Jumaldi Alfi, Made Wiguna Valasara.
Menurut kurator Jim Supangkat, karya-karya yang dipajang di pameran kali ini memperlihatkan kembali periode perjuangan 1945-1949. Bagian dari peristiwa bersejarah Indonesia ini bukan semata isu lokal, melainkan isu global.
“Lewat pameran ini kita melihat sejarah sebagai domain publik bukan sekadar domain sejarawan,” kata Jim. “Publik bisa ikut mendiskusikan sejarah, karena sejarah memang persoalan publik, bukan cuma persoalan sejarawan.”
Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus “Andre” Sukmana berharap, karya-karya para perupa berbagai generasi dan medium ekspresi ini mampu memberikan inspirasi, persepsi, perspektif mereka terhadap sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
 Anies Baswedan menyimak penuturan kurator Jim Supangkat (kiri) tentang lukisan Careless Comedy (2015) karya Tatang Ramadhan Bouqie (kanan). (CNNIndonesia/Vega Probo) |
(vga/vga)