'Move On,' Film Cerita Inspiratif yang Masih Perlu Polesan

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Rabu, 02 Sep 2015 17:33 WIB
Diangkat dari kisahnya sendiri bukan menjadi jaminan bahwa Sam Brodie akan membawakannya dengan baik.
Poster film 'Move On'. (Dok. 181 Pictures)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan Bruce Jenner, ayah tiri Kim Kardashian, mengubah identitasnya menjadi wanita sempat membuat geger dunia beberapa waktu yang lalu. Siapa sangka, sosok lelaki segagah Bruce malah memutuskan menjadi seorang perempuan?

Tapi bukan cuma Bruce 'Caitlyn' Jenner yang meniti perjuangan panjang nan berliku untuk menjadi sosok yang ia impikan. Meski tak persis sama, kisah Sam Brodie juga tak kalah dramatis, karena ia lahir sebagai laki-laki yang mengubah diri menjadi perempuan, kemudian mengubah diri kembali menjadi laki-laki.

Kisah dramatis Sam diangkat oleh Dedy Reang dalam sebuah film bertajuk Move On. Film ini merupakan debut perdana 181 Pictures di dunia perfilman Tanah Air. Film itu juga diperankan langsung oleh sang empunya kisah, Sam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikisahkan, Sam meninggalkan London, kota yang sempat membesarkan namanya dalam sebuah serial televisi. Ia ingin pulang ke Indonesia untuk melupakan gemerlap kariernya di London yang dianggapnya palsu.

Di Indonesia, Sam yang masih bernama Samantha, mencoba memulai kehidupannya lagi dari nol.

Hingga akhirnya Sam berkenalan dengan seorang DJ cantik bernama Indri. Saat itulah ia merasakan getaran hati yang tak dapat dijelaskan secara nalar. Sam pun memulai perjuangannya kembali untuk menjadi laki-laki demi cintanya kepada Indri.

Di waktu yang bersamaan, dikisahkan hidayah datang kepada Sam dan ia memutuskan menjadi seorang pemeluk agama Islam.

Tapi "bertobat" ternyata tak mudah. Pihak yang telah mengenalnya sebagai transgender malah mempertanyakan "kejantanannya" kembali. Sam pun harus menghadapi pandangan sinis masyarakat terhadap dirinya.

Kisah yang telah ditulis Sam dalam sebuah novel ini sebenarnya memiliki nilai cerita yang inspiratif dan mengandung banyak pesan.

Film ini menunjukkan bagaimana perjuangan seorang Sam dengan segala kekurangannya ketika harus menghadapi kritik dari orang sekitar.

Diperankan orang lain

Meski memiliki nilai cerita yang bagus, eksekusi dari film ini dapat dikatakan masih kurang sempurna. Pembagian plot dan logika cerita yang membingungkan membuat penonton kurang merasakan penderitaan Sam.

Beberapa adegan pun rasanya perlu melalui sensor lebih lanjut atau perubahan angle, karena kurang etis untuk dipertontonkan. Secara keseluruhan, eksekusi yang kasar menjadikan film ini terkesan terlalu dipaksakan.

Diangkat dari kisahnya sendiri bukan menjadi jaminan bahwa Sam akan membawakannya dengan baik. Mungkin karena teringat kenangan pahit yang tak ingin diungkit lagi, menjadikan akting Sam terasa kaku.

"Sudah beberapa kali tawaran main ini saya tolak, sangat berat untuk menjalaninya lagi. Tapi saya terus didorong dan juga mendapat dukungan besar dari istri, dan akhirnya saya setuju untuk memerankan diri saya." Kata Sam Brodie, saat jumpa pers di Gandaria City, Jakarta Selatan, Senin (1/9).

Pesan dan peran Sam dalam film ini akan lebih sepertinya dapat sampai kepada penonton apabila diperankan oleh orang lain. Selain Sam tak perlu mengungkit luka lama, sang pemeran pun akan menjadi lebih total dalam memerankan sosok perempuan gemulai dalam film ini.

[Gambas:Youtube] (ard/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER