Jakarta, CNN Indonesia -- Ada suatu kebetulan yang tak biasa di balik kemenangan
Game of Thrones (GoT) di ajang Emmy Awards di Microsof Theatre, Los Angeles, AS, pada Minggu malam (20/9).
Dalam ajang penganugerahan penghargaan bagi insan pertelevisian ke-67 ini, serial televisi yang ditayangkan HBO tersebut meraih apreasiasi terbanyak, 12 piala.
Hal ini tentu saja membuahkan kebahagiaan dan kebanggaan bagi sang kreator GoT, George R.R. Martin. Kisah GoT diadaptasi dari buku novel karyanya,
A Song of Ice and Fire.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang unik, penulis berjanggung lebat keperakan ini ternyata “kembaran” Emmy. George berulang tahun ke-67, pada 20 September. Kemenangan GoT menjadi kado terindah baginya.
Sekalipun kalangan lain mendapati keunikan ini, George sendiri tampak cuek. Ia hanya mencuitkan kemenangan GoT di Emmy via Twitter, tanpa menyinggung ulang tahunnya.
Secuek kala ditanya laman Independent soal jadwal rilis buku terbarunya,
Winds of Winter, dalam wawancara, belum lama ini. George tak menyebut tanggal pastinya.
“Ya, rencananya tahun depan,” kata George. Saat dicecar lebih jauh soal kepastian tanggalnya, ia malah bercanda, “Ya, pokoknya tahun depan, kecuali ada meteor jatuh.”
George memang tipikal orang yang lebih mementingkan berkarya ketimbang hal remeh-temeh. Ini tersimak dari biografi singkat yang dimuat di laman website resminya.
Pria kelahiran Bayonne, New Jersey, AS, ini mulai menulis sedari muda. Ia sering menjual cerita monster karyanya kepada teman-teman sepermainan atau tetangga demi beroleh uang saku.
Semasa sekolah menengah, saudara kandung Darleen Martin Lapinski dan Janet Martin Patten ini gemar membaca dan mengoleksi komik. Dari sinilah, timbul dorongan membuat komik fiksi.
Setelah menuntaskan kuliah jurnalistik dengan nilai sangat memuaskan (
summa cum laude) di Northwestern University, Evanston, Illinois, ia mulai menekuni bidang literasi
Meskipun sudah memiliki bekal studi jurnalistik, putra Raymond Collins Martin dan Margaret Brady Martin ini malah merambah banyak bidang, dari kuliner, catur, juga jurnalistik.
Pada 1975, George menikah dengan Gale Burnick, namun empat tahun kemudian bercerai, tanpa anak. Tak ingin larut dalam kesedihan, ia malah menjadi makin produktif menulis.
Setelah merilis novel pertama
Dying of the Light (1977), ia hijrah ke Hollywood dan bekerja di CBS Television, pada 1986-1990, menggarap naskah serial
Beauty and the Beast. Kru dan sineas serial Game of Thrones berjaya di ajang Emmy Awards 2015 (20/9). (CNNIndonesia Reuters Photo/REUTERS/Mike Blake) |
Hengkang dari CBS, George beralih ke Columbia Pictures, era 1992-1993. Tiga tahun kemudian, ia merilis serial
A Song of Ice and Fire, cikal bakal GoT.
Sejak kisah GoT diangkat ke layar kaca oleh sutradara David Nutter, serta penulis naskah David Benioff dan Dan Weiss, pada 2011, sudah tak terhitung apresiasi yang didapat.
Sejak musim pertama, serial yang ditayangkan saluran televisi HBO ini sudah mendapat belasan nominasi Emmy Awards dan lain-lain. Jumlah piala kemenangannya lebih banyak lagi.
Selain Emmy Awards, GoT juga berjaya di Golden Globe Awards, Screen Actors Guild Awards, Saturn Awards, Golden Reel Awards, Hugo Awards, Kerrang! Awards, dan sebagainya.
Yang paling gres, GoT meraih 12 piala di ajang Emmy Awards ke-67 di Los Angeles, pada Minggu malam (20/9), yang bertepatan dengan ulang tahun George ke-67.
Kini, George menetap di Santa Fe, New Mexico. Menikmati hidup bahagia bersama istri ke-dua, Parris McBride, sembari melakoni pekerjaan mengasyikan sebagai penulis laris.
(vga/vga)