Trend Musisi Tampil di Tempat Kecil Semakin Menjamur

Yoko Sari | CNN Indonesia
Rabu, 23 Sep 2015 16:48 WIB
Musisi Inggris kini lebih senang bermain di tempat-tempat kecil secara tiba-tiba sebagai upaya menghindari rutinitas tampil di panggung besar.
Penonton di lokasi pertunjukan kecil juga bertingkah seperti mereka berada di tempat pertunjukan berkapasitas besar. (Ilustrasi/CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
London, CNN Indonesia -- John McLure, pentolan Reverend dan the Makers, telah manggung di penjara, garasi, hutan, gudang dan di atas bis.

Salah satu acara manggung favoritnya adalah bermain tanpa rencana di atas gunung hanya sehari setelah tulang bahunya retak akibat jatuh ketika bermain ski.

Acara manggung lain yang paling disukainya adalah di penjara Brixton, London, bersama dengan Billy Bragg.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Fakta memperlihatkan jika alat musik dibawa ke penjara (narapidana) kecil kemungkinan menjadi residivis,” katanya kepada koran The Independent terbitan Inggris.

Saat ini McLure sedang melakukan tur dari rumah ke rumah.

“Jika anda terus menerus melakukan pertunjukan di tempat yang semua terlihat sama dan membeli bir murah, rasanya membosankan. The Libertines adalah teman saya, dan mereka dulu manggung di ruang tamu dan panti wreda,” katanya.

“Saya pun berpikir, bayangkan itu, tetapi di Barnsley…”

McLures mengatakan manggung di tempat-tempat seperti kota Dudley dan Blackburn berhasil menarik penonton yang lebih bervariasi.

“Kami manggung di satu rumah di kompleks perumahan pemerintah di Whitehaven. Saya hanya memainkan gitar akustik, tetapi penonton malah berselancar di atas orang dan sebagainya. Polisi pun datang dengan mobil anti huru-hara.”

Masalah yang dihadapi dalam konser di ruang tamu adalah jumlah penontonnya memang tidak pasti.

“Kami baru saja manggung bersama Red Hot Chili Peppers, dan penontonnya luar biasa. Saya kemudian ke Wales bertemu dengan seorang anak yang membawa saya ke belakang sebuah bar, dan tidak ada penonton sama sekali,” kata McLure.

“Saya pikir dia ingin minum teh bersama kami. Tapi dia mengatakan, “saya hanya ingin bertemu dengan anda’. Jadi kami pun pura-pura ke kamar kecil dan kabur lewat jendela belakang.”

Perubahan Peraturan

Peraturan Pertunjukan Musik Inggris diubah pada 2012, dan tahun ini peraturannya semakin dilonggarkan sehingga band bisa manggung dengan penonton hingga 500 orang di tempat yang tidak memiliki ijin.

Akibatnya pertunjukan musik di tempat-tempat tidak biasa semakin sering dilaksanakan.

Media sosial juga berperan dalam perkembangan trend pertunjukan musik baru ini.

“Twitter memungkinkan kita datang menonton pertunjukan gerilya di gang semping yang diumumkan satu jam sebelumnya,” kata Oli Steadman dari kelmpok Stornoway.

Dia pendukung fanatik tempat-tempat pertunjukan alternatif itu dan Stornoway baru saja menyelesaikan tur di pusat-pusat organisasi perlindungan burung untuk mempromosikan album Bonxie.

Steadman mendirikan Sofar Sounds cabang Oxford, satu kelompok yang menyediakan tempat-tempat tidak biasa bagi musisi untuk manggung.

Gig In Your House memiliki situs serupa dimana warga menawarkan ruang tamu mereka sebagai lokasi manggung.

“Ini terinpirasi ide bahwa kita bisa memanfaatkan tempat apapun, dan dengan satu band yang bagus kita bisa mengubah bioskop, terowongan dan gereja yang sudah tidak terpakai sebagai tempat pertunjukan,” kata Steadman yang juga mengetuai Tigmus.

Pertunjukan di sarana transportasi umum juga sedang menjamur di Inggris, dan sangat berguna bagi citra band yang terlibat; orang lebih mungkin mengunggah cuitan tentang perjalanan di kereta jika ada satu band terkenal yang tiba-tiba “ngamen”.

Juni lalu, Kodalien melakukan serangkaian pertunjukan di atas kereeta Eurostar, ”hanya untuk membuat satu terobosan,” ujar Mark Prendergast, pendiri dan gitaris band itu.

“Kami hanya ingin sedikit mencampur segala aspek, karena ketika mulai meniti karir band ini bermain di tempat-tempat kecil dan kami masih keluar untuk mengejutkan penggemar yang sedang antri menonton pertunjukan kami. Kami memandang seharusnya tidak perlu ada jurang pemisah antara kami dan fans.”

Pesawat terbang pun dimanfaatkan untuk ajang pertunjukan.

Pada 2010 Kanye West membajak interkom satu pesawat Delta Airlines dan nge-rap untuk para penumpang.

Dalam peresmian penerbangan maskapai Virgin Atlantik menuju Detroit pertengahan tahun ini, sekelompok anak muda dengan senyuman menawan khas Hollywood turun ke ruang kelas satu, mereka bernyanyi sementara penumpang yang berdiri menikmati minuman gratis. Mereka mempromosikan Motown: The Musical.

Suasananya menyenangkan meski sempat mengejutkan para penumpang.

“Jika saya berada di sana dan ingin tidur, saya mungkin akan sebal dengan suasana itu,” kata Prendergast.

Menghindari Rutinitas

Mike Taylor yang menyelenggarakan pertunjukan Forest Live di Inggris mengatakan, Komisi Kehutanan mendapat manfaat dari kegiatan itu karena mereka yang menonton konser seringkali kembali untuk menikmati hutan di negara itu.

Bagi penggemar musik, hal ini bermanfaat: “Dari sisi atmosfir, suasananya mungkin lebih mendekati festival musik, tetapi penonton bisa pulang dan tidur di rumah masing-masing malam itu juga,” kata Taylor.

Musisi juga mempergunakan ajang pertunjukan kecil ini untuk mempopulerkan mereka kembali.

Craig David kembali ke Inggris dan dia memilih untuk tampil di satu gudang di Hackney, London Timur bukannya di klub-klub super besar.

“Saya sedang merekam lagu baru dengan penulis baru dan bekerja dengan musisi yang memiliki studio di kamar mereka. Musik saya lebih mentah, jadi lebih masuk akal untuk tampil di satu gudang dibandingkan bermain di tempat terkenal seperti sebelumnya. Ini bukan cara menarik perhatian publik,” kata David. “Kegiatan ini menunjukkan posisi saya saat ini.”

Pertunjukan semacam itu akan bagus jika band yang tampil memiliki hubungan dengan tempatnya.

Tinariwen, kelompok musisi Tuareg dari wilayah Gurun Sahara di Mali yang juga peraih hadiah Grammy, telah bermain di panggung Piramida di Glastonbury, tetapi memilih untuk tampil di hutan dekat Deal, Kent, dengan penonton 500 orang.

“Saya memandang semangat padang pasir sama dengan di sini,” ujar Eyadou Ag Leche, pemain bas kelompok itu.

Kelompok ini selalu merekam musik mereka di padang pasir karena mereka merasa suasananya menambah dimensi tambahan pada musik yang dihasilkan, dan yang lebih sederhana lagi adalah karena padang pasir rumah mereka.

“Ini bukan padang pasir tetapi sangat tenang,” kata Leche. “Musik kami harus dimainkan di luar ruangan sehingga lebih kaya, penonton bisa mendengar burung dan binatang di sekitar mereka.”

Tahun lalu, Public Service Broadcasting bermain di Pusat Ruang Angkasa Nasional untuk mempromosikan album Race for Space, dan penonton pun datang dengan mengenakan pakaian ruang angkasa.

“Konser itu menghabiskan biaya banyak tetapi hal ini bagian dari pemasaran album tersebut,” kata J. Willgoose Esq, satu dari duo ini. “Pertunjukan ini membuat kami berbeda dan lebih spesial.”

Tetapi McLure bersikeras ada semangat pertunjukan tiba-tiba atau tidak biasa yang dirasakan oleh semua seniman.

“Ini menghindari rutinitas yang tidak disukai musisi. Tetapi, penonton juga tidak tahu apakah saya akan benar-benar hadir sampai saya naik panggung,” katanya.

“Dan saya pikir itulah semangat rock’n’roll; semua ini bukan sekadar musik yang anda mainkan tetapi tempat anda memainkannya.”
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER