'Midnight Show,' Teror Pembunuhan di Bioskop Tengah Malam

Noor Aspasia Hasibuan | CNN Indonesia
Minggu, 27 Sep 2015 15:10 WIB
Ceritanya mirip dengan film Thailand, Coming Soon yang berlatar gedung bioskop tua. Namun alih-alih hantu, pembunuhnya seorang psikopat seperti Screams.
Ilustrasi film. (Thinkstock/fergregory)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah menghadirkan sederet film thriller di Indonesia seperti Tuyul Part 1, rumah produksi Renee Pictures kembali menghantui layar lebar. Ia menghadirkan sebuah film baru bergenre thriller-actions, berjudul Midnight Show.

Meminjam judul film berbahasa asing, film ini berlatar bioskop tua khas Indonesia. Tak ayal, penonton pun seperti diajak kembali nostalgia ke masa silam, sekitar tengah tahun 1998.

Film garapan mantan asisten sutradara The Raid, Ginanti Rona Tembang Asri ini menceritakan kisah pembunuhan oleh seorang psikopat di bioskop. Layaknya film thriller khas Hollywood, Midnight Show menjanjikan sejumlah tayangan yang bakal penuh darah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara latar, sekilas memang tidak jauh berbeda dengan film horror-thriller dari Thailand, Coming Soon. Film itu juga mengawali dan mengakhiri kisahnya di bioskop.

Namun alih-alih menghadirkan sosok hantu sebagai pembunuh, Midnight Show memilih sosok manusia psikopat sebagai pembunuh sadis para pengunjung bioskop. Mungkin sedikit mengingatkan pada film thriller-actions Screams, pembunuh dengan topeng putih dan pakaian serba hitam di sepanjang cerita yang sosoknya baru terbongkar di akhir film.

Midnight Show telah menjalani proses pengambilan gambar sejak Desember 2014. Film ini dibintangi aktris yang dikenal melalui perannya di sejumlah film drama, Acha Septriasa. Film ini juga menjadi ajang kembalinya pesinetron Ratu Felisha.

Pemain pendukung lainnya ialah Gandhi Fernando, Nina Anggaraeni, dan Ade Firmansyah.

Gandhi Fernando yang juga menjadi produser film mengatakan, insipirasi pembuatan karyanya kali ini datang usai menonton sebuah film di tengah malam. "Pasti para pecinta film akrab dengan midnight show. Film ini menghadirkan sensasi berbeda lewat situ," kata Gandhi di Kemayoran, Jakarta, Minggu (26/12).

Sayang, latar belakang film yang terjadi pada 1998 tidak terlalu berhubungan dengan ceritanya sendiri. Latar itu justru menghadirkan kejanggalan, karena di tengah krisis ekonomi yang memaksa sejumlah bisnis gulung tikar, bioskop dikisahkan sejahtera. (rsa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER