Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak banyak grup band lokal yang sanggup bertahan hingga lebih dari tiga dekade. Selain kesulitan bersaing dengan para pendatang baru, juga tak luwes menghadapi perubahan industri musik di era digital kini.
Pengantar Minum Racun (PMR) mungkin bisa dikatakan salah satu perkecualian. Terbukti aksi grup band yang digawangi Jhonny Iskandar ini masih sanggup menarik perhatian kalangan muda yang menjejali sebuah festival musik.
Di Festival Musik RRRECFEST in the Valley yang digelar sepanjang akhir pekan kemarin di perkemahan Tanakita, Sukabumi, Jawa Barat, aksi PMR saat membawakan lagu
hits mereka, seperti
Judul-judulan dan
Bintangku Bintangmu, disambut meriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PMR beranggotakan Jhonny Iskandar aliasnya Jhonny Madu Mati Kutu (vokalis), Boedi Padukone (gitar), Yuri Mahippal (mandolin + cuk), Imma Maranaan (bass), Ajie Cetti Bahadur Syah (perkusi), Harri "Muke Kapur" (mini drum).
Dikatakan Ajie Cetti, dalam wawancara dengan sebuah majalah musik, nama PMR sendiri diberikan oleh Kasino, personel Warkop DKI. Kiprah PMR sendiri bermula di Pasar Blok A, Jakarta Selatan pada 1977.
Dua tahun kemudian, pada 1979, mereka merilis album musik. Hingga kini, tak kurang 15 album musik plus tujuh album kompilasi telah dirilis. Salah satu lagu PMR yang paling terkenal,
Judul-Judulan (1987).
Pada Juni 2015 lalu, mereka merilis album mini baru,
Orkeslah Kalau Begitar, dengan lagu andalan
Time is Money. Hampir empat dekade, Jhonny masih setia dengan gaya lawasnya yang nyentrik, rambut keriting dan kacamata berantai.
Seperti saat berkonser di Festival Musik RRRECFEST in the Valley, personel PMR tampil “garang” dengan baju serba hitam dan sepatu bot. Sekalipun sudah gaek, mereka berhasil membuat penonton bergoyang dan berdendang bersama.
"Siap digoyang?" ujar Jhonny, segera disambung riuh para penonton yang rata-rata berusia muda—generasi milenial, juga tentu saja Sahabat Racun, sebutan bagi para penggemar PMR. Mereka kompak menjadikan kaki Gunung Pangrango sebagai lantai dansa.
Ditemani sejuknya udara gunung, tak hanya membuat PMR dan Sahabat Racun penuh semangat bernyanyi dan bergoyang, juga berfoto
wefie. Jelang konser berakhir, terdengar seruan bernada protes, “Ulang, ulang, ulang!”
Di sinilah terlihat betapa "kejadulan" PMR ternyata masih bisa diterima generasi milenial yang tumbuh besar di era milenium ke-dua. Sekalipun menampilkan lagu dan dandanan
jadul, toh terbukti Jhonny dan kawan-kawan masih punya magnet.
"Kami dari PMR berterima kasih kepada penyelenggara," ujar Jhonny mewakili grup band-nya yang pernah menjadi kameo di film
Bajaj Bajuri The Movie (2014). Penyelenggara konser kali ini tak lain organisasi nirlaba Ruang Rupa atau Ruru.
RRRECFEST in the Valley diselenggarakan sepanjang akhir pekan kemarin, sejak 25 hingga 27 September 2015. Selain PMR, juga tampil band lain seperti Efek Rumah Kaca. Tak sebatas konser musik, juga digelar
workshop dan diskusi seni.
(vga/vga)