Jakarta, CNN Indonesia -- Meski masih dapat dihitung dengan jari, belakangan ini semakin banyak musisi Indonesia yang melakukan rekaman di studio "suci" The Beatles, Abbey Road, di Inggris. Salah satunya adalah band rock legendaris Indonesia, /Rif.
/Rif melakukan rekaman di studio tersebut pada Maret silam. Mereka dapat bertolak ke London dengan dukungan penuh Trilogy Live, promotor konser yang kerap mendatangkan bintang luar negeri ke Indonesia.
Begitu tiba di Indonesia, CNN Indonesia mendapat kesempatan berbincang dengan /Rif mengenai pengalaman mereka merekam di studio langganan musisi pengisi soundtrack James Bond itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak sia-sia berangkat ke Abbey Road," kata Andi mantap.
Komentar tersebut terlontar karena band ini sudah merasakan kelengkapan dari isi studio standar dunia. Mulai dari perlengkapan musik hingga urusan
mixing, semuanya tertangani dengan baik dan berkualitas.
/Rif mendapatkan kesempatan ke Abbey Road dalam rangka merekam album terbaru mereka. Di sana, /Rif merekam sepuluh lagu dan bekerja sama dengan berbagai musisi dunia seperti Gwen Stefani, juga Tommy Lee dari Motley Crue.
Sepuluh lagu tersebut dibuat dalam bahasa Inggris karena /Rif ingin menyasar pasar internasional dan memakan waktu hanya enam hari serta pengerjaannya dilakukan secara
live recording."Rasanya dari beberapa album sebelumnya, di album ini hasilnya memang lain ketimbang sebelumnya, jadi pengalaman baru buat kami, album ini jadi lebih bagus dan lebih baik," kata Andi.
Kepuasan mereka berlima jauh-jauh ke London untuk rekaman menjadi standar bermusik yang baru bagi mereka. /Rif dijadwalkan akan bertolak ke Amerika Serikat dan Kanada untuk melanjutkan proses rekaman dan tur.
"Rasanya bila ingin masuk ke pasar dunia harus punya rekaman dengan standar internasional. Dan itu yang tercapai di Abbey Road ini," kata Andi.
Ruangan Ibarat AmplifierPengalaman Andi dan kawan-kawan tak berbeda dengan band indie Indische Party (IP). Band rock n' roll ala '60-an ini baru saja menyelesaikan proses rekaman di Abbey Road setelah memenangkan Converse Rubber Tracks.
Abbey Road menjadi pilihan IP dari 12 studio musik berkelas yang ada di dunia. Mereka menyelesaikan dua buah lagu dalam dua hari keberadaan di IP. Di Abbey Road, mereka menggunakan Studio Two, yang punya julukan Home of Pop.
"Studionya tidak banyak berubah dari era The Beatles. Ruangan mana pun kita berdiri, segalanya terdengar hebat. Ruangan itu sendiri sudah berperan penting dalam suara yang dihasilkan oleh rekaman, bagai
amplifier besar," tulis David Tarigan dalam korespondensi dengan CNN Indonesia.
Ruangan di dalam Abbey Road sendiri terdiri dari berbagai ruangan, Studio One, Studio Two, Studio Three, Penthouse, dan Studio 52. David menggambarkan dalam Abbey Road itu terdapat berbagai alat-alat musik legendaris.
IP dalam proses rekaman dibantu oleh Alan O'Connell. O'Connell adalah seorang produser musik yang pernah bekerja sama dengan Mark Ronson, Bruno Mars, Duran Duran, dan The Future Heads.
"Hasil
mixing-nya sangat
catchy. O'Connell berhasil menengahkan referensi kami yang berkiblat pada era '60-an dengan
sound yang modern," kata Jacobus, pemain bass IP.
"Datang dan rekaman di sini, tidak boleh semua orang masuk dan hanya dapat berfoto di luar, rasanya sungguh luar biasa. Energi kami dan studio seperti menyatu. Spontanitas saat rekaman menjadi
gimmick tersendiri bagi hasil rekaman ini," kata Japs Shadiq, vokalis IP menimpali.
Indische Party akan merilis hasil rekaman itu dalam bentuk vinil yang akan dirilis waktu dekat. Band yang dibentuk pada 2011 dan mengusung tema rhythm & blues, rock, dan pop tersebut juga dalam persiapan mini dokumenter perjalanan mereka di London, Inggris.