Jakarta, CNN Indonesia -- Mulanya Madonna tak pernah memikirkan konser tur untuk promosi album terbarunya,
Rebel Heart. Menuntaskan album itu saja sudah menguras tenaga. Ia mengaku panik dan merasa di bawah tekanan, karena albumnya sudah diretas bahkan sebelum itu resmi dirilis.
Dalam wawancara dengan Rolling Stone Madonna mengakui, ia baru berpikir untuk mengadakan pertunjukan setelah merilis rekaman dan mulai membuat video untuk promosi album
Rebel Heart.
"Sejujurnya, saya tidak benar-benar duduk dan memikirkannya sampai Maret," tuturnya, seperti dikutip Ace Showbiz. Itu bukan hal biasa bagi Madonna. Lazimnya, ia selalu berpikir selangkah ke depan. Namun kini, rencana tur sudah oke.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, tema utama yang dikedepankan dalam turnya adalah pemberdayaan, seks, dan religi. Dalam konser yang dimulai September lalu di Kanada itu ia mengenakan 500 pasang sepatu dan 450 kostum. Bersama 20 penari latar, ia menyiapkannya selama tiga bulan.
Dalam tiga bulan itu, ia berlatih selama enam hari seminggu dan 14 jam sehari. Ia mengaku tidak bisa menyiapkan tur secara mudah dan sederhana, seperti mengambil 15 lagu terlaris dan mengikuti pola yang sudah pernah ada.
"Karena saya berubah, dan dentuman musik pun berubah," katanya beralasan. Jika hanya meletakkan lagu biasa ke sesuatu yang baru, hasilnya akan terdengar biasa saja. "Kecil dan mono. Mereka tidak bisa hidup bersama."
Membuat konser, bagi Madonna berbeda dengan membuat film atau merekam lagu di studio. Konser menampilkan sang penyanyi apa adanya. Ia juga harus menghadapi penonton yang berbeda-beda karakter di setiap daerah.
"Buat saya, jika Anda sudah berada di panggung, Anda tak bisa curang. Itu tempat yang berbahaya," tutur pelantun
Like a Virgin itu. Ia sendiri menyukai panggung yang "hidup." Penontonnya ikut menyanyi bersamanya.
(rsa)