Jakarta, CNN Indonesia -- Membawa pulang Piala Oscar dari ajang Academy Awards tentu saja merupakan sebuah kebanggaan. Tidak hanya karya filmnya yang akan dikenal masyarakat seluruh dunia, namun gengsi sebagai sineas pun ikut terangkat.
Dari puluhan nominasi di Oscar terselip satu nominasi bagi sineas di luar Amerika Serikat menyuarakan karyanya. Nominasi tersebut bernama Best Foreign Language Film (Film Berbahasa Asing Terbaik).
Jika Oscar digelar pertama kali pada 1929, nominasi Film Berbahasa Asing Terbaik baru pertama kali disisipkan pada 27 tahun berikutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film yang pertama kali menang pada saat itu ialah La strada karya sienas asal Italia, Federico Fellini.
Hingga saat ini, sebanyak 55 piala nominasi Film Berbahasa Asing Terbaik telah jatuh ke tangan sineas Eropa. Sedangkan baru enam piala yang bisa dibawa pulang sineas Asia.
Jepang, Taiwan, Hong Kong dan China ialah beberapa negara Asia negara yang sering menyesaki nominasi piala Film Berbahasa Asing Terbaik. Lalu ke mana Indonesia?
Harus Dianggap PentingEntah apa yang terjadi, pengamat perfilman, dr. Daniel Irawan, mengatakan kalau sineas Indonesia seharusnya menganggap penting nominasi Film Berbahasa Asing Terbaik di Oscar, meski di beberapa festival film lain nama Indonesia sudah mulai mendominasi.
Pasalnya, nominasi tersebut berguna sebagai corong sineas Indonesia untuk memamerkan karyanya.
"Selama ini Oscar masih menjadi tolak ukur kualitas film bagi masyarakat di dunia. Jadi sangat penting jika bisa menang di sana," kata Daniel saat dihubungi oleh CNN Indonesia pada Jumat (9/10).
Setiap tahunnya, sepengetahuan Daniel, beberapa sineas Indonesia masih rajin mengirimkan karyanya ke Oscar. Yang mengirimkan biasanya bukan sineasnya langsung, melainkan sang produser film.
Karena hanya ada satu slot pendaftaran setiap tahunnya, film yang berangkat ke Oscar pun keputusannya datang dari Asosiasi Produser di Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI).
Ada banyak film yang sudah dikirimkan, mulai dari Nagabonar, Tjoet Nja Dhien, Gie, Berbagi Suami, sampai dua tahun terakhir Sang Kiai dan Soekarno.
"Dari sisi kualitas, yang pantas dikirim ke Oscar tahun depan mungkin Guru Bangsa Tjokroaminoto atau Mencari Hilal," ujar Daniel.
 Piala Oscar ketika disiapkan. (REUTERS/Kevork Djansezian) |
Sudahkah Berkualitas?Pemenang nominasi Film Berbahasa Asing Terbaik tidak menerima untuk diri sendiri, melainkan untuk nama negaranya. Tidak ada yang mengetahui pasti apa yang bisa membuat sebuah film bisa menang nominasi Film Berbahasa Asing Terbaik.
Tapi mengambil contoh film Life Is Beautiful, Ida, Amélie, Crouching Tiger Hidden Dragon, film-film yang menang biasanya film yang punya pencapaian artistik dan gaya yang khas.
"Kemungkinan film Indonesia menang masih kecil, karena masuk nominasi final saja belum pernah. Persaingannya memang sangat berat, kita belum bisa melihat rumus pasti yang bisa membuat sebuah film menang. Rumus tersebut seperti berubah setiap tahunnya," kata Daniel.
Belum diketahui film siapa yang dikirim tahun ini. Namun dari situs resmi Oscar, pendaftaran untuk nominasi Film Berbahasa Asing Terbaik sudah ditutup sejak 1 Oktober.
Daniel yang menggemari film Tjoet Nja Dhien dan Sang Penari ini berpesan agar ke depannya Asosiasi Produser bisa menyaring lebih baik film Indonesia yang berangkat ke Oscar.
"Sebaiknya film yang dikirimkan benar-benar diperhitungkan menurut standar yang ada. Jangan hanya asal kirim," kata Daniel menutup pembicaraan.
(ard/ard)