'3,' Mimpi Buruk jika Indonesia Kembali Dihantam Bom

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Rabu, 30 Sep 2015 15:12 WIB
Suatu hari Anggy Umbara bermimpi, bagaimana jika Indonesia kembali disusupi teroris. Mimpi itu ia tuangkan dalam film laga berefek CGI: 3.
Salah satu adegan film 3. (Dok. FAM dan MVP Pictures)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mengambil latar Jakarta 2036, Anggy Umbara mencoba mengajak penonton masuk ke dalam alam mimpinya. Berbeda dengan film Anggy sebelumnya yang lebih mengarah pada tema santai seperti drama komedi, film 3 ini dikemas menegangkan dengan unsur laga yang sangat dominan.

Film 3 bercerita tentang kehidupan tiga orang sahabat. Sewaktu kecil mereka hidup dan tumbuh bersama-sama di pesantren. Namun beranjak dewasa, mereka memiliki tiga sudut pandang dan jalan hidup yang sama sekali berbeda.

Alif yang diperankan Cornelio Sunny, menjadi anggota Detasemen Anti Teror untuk membela kebenaran. Ia merasa menjadi korban dari kejahatan yang menyebabkan kedua orang tuanya meninggal. Ia berprinsip harus menumpasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Herlam atau yang akrab disapa Lam, diperankan Abimana Aryastya. Ia menjadi jurnalis beridealisme tinggi dan punya kemampuan mumpuni. Itu sudah diimpikan Lam sejak remaja. Ia kini jadi jurnalis terbaik di kantornya.

Sementara Mimbo atau Mim, yang diperankan  Agus Kuncoro, adalah anak pesantren yang taat kepada agama. Tujuan hidupnya hanya satu, meninggal dengan khusnul khotimah. Ketika dua rekannya meninggalkan pesantren untuk mengejar mimpinya masing-masing, Mim tetap tinggal dan meneruskan kehidupannya di lingkungan itu.

Setelah menjalani kehidupan masing-masing, suatu hari Alif, Lam, dan Mim dipertemukan dalam sebuah ledakan bom di salah satu kafe.

Mereka pun dipaksa bertempur untuk mempertahankan dan memperjuangkan kebenaran sesuai prinsip masing-masing. Alif dengan kewajibannya menjaga stabilitas keamanan negara dan membasmi kejahatan, Lam yang harus melihat sebuah peristiwa dari sudut pandang mana pun dan menyampaikan kebenaran melalui tulisannya, serta Mim yang harus memegang teguh kebenaran yang diajarkan oleh agama.

Pemilihan nama Alif, Lam, dan Mim sebenarnya tidak bersangkut paut dengan agama. Anggy punya filosofi sendiri saat memilihnya. Bentuk huruf Alif yang lurus dilihat Anggy seperti api yang terus berarak ke atas ketika menyala.

Sementara huruf Lam yang agak miring ia lambangkan sebagai angin. Dan Mim, baginya adalah seperti air. "Saya menggambarkan avatar saja. Alif pemarah, penuh dendam, dan kemarahan. Lam easy going, tapi kalau marah bahaya bisa seperti tornado. Mim ikut lingkungan dan bisa menetralisir," ujar Anggy.

Sejak awal Anggy mengaku tidak ingin melihat filmnya dari sudut pandang salah satu agama. Namun, ia tidak memungkiri karyanya multitafsir. "Film ini multiperspektif silakan lihat dari sudut pandang sendiri," ujarnya.

Perubahan "selera" Anggy dari film drama komedi ke sebuah laga seperti 3, cukup mencengangkan. Namun ia mudah saja menjawab saat ditanya inspirasi apa yang membuatnya menggarap 3. Kata Anggy, itu karena mimpi.

Cerita persahabatan tiga pria itu didapatnya dari sebuah mimpi yang coba ditulis kembali menjadi cerita secara singkat. Anggy kemudian mengajak temannya mendiskusikan mimpi itu. Tak lain, kawannya adalah Arie Untung dan Dicky R. Maland yang belakangan menjadi produsernya.

[Gambas:Youtube]

"Saya juga ajak beberapa aktor yang pas dan bikin teaser tahun 2013," Anggy melanjutkan.

Mimpi Anggy tidak datang begitu saja. Anak dari sutradara Dany Umbara tersebut mengaku dirinya bisa bermimpi karena ada kegelisahan dalam pikirannya tentang kondisi Indonesia.

"Ini negara saya. Saya tidak ingin negara saya jadi seperti ini. Film ini dibuat untuk menyadarkan bahwa ini bisa terjadi. Bagaimana jika ini benar-benar terjadi?" kata laki-laki kelahiran 1980 itu.

Film yang juga dibubuhi efek CGI ini mulai tayang di bioskop pada 1 Oktober mendatang. (rsa/rsa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER