Suka Duka Menjadi Seniman Teater Musikal

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Minggu, 11 Okt 2015 10:20 WIB
Profesi sebagai penampil dalam pagelaran teater musik membutuhkan kerja keras dan kucuran air keringat.
Ilustrasi lakon teater musikal oleh seniman Indonesia. (Detikcom Photo/Agung Pambudhy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di balik kecerian para pemeran teater musikal, terdapat cerita suka dan duka dibalik senyum dan semangat mereka.

Untuk menghadirkan sebuah tampilan megah di atas panggung teater musikal bukan suatu perkara mudah, keringat dan air mata lah yang menjadi saksi jerih payah mereka.

Seorang penampil teater musikal dari Jakarta, Arsy Fadillah, menceritakan pengalamannya selama tiga tahun berkarya di ranah seni pertunjukan dalam bentuk teater musikal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mulai tertarik dengan teater musikal ketika saya masih jadi mahasiswa, waktu itu saya belajar tentang performing art. Dalam subjek itu ada yang namanya teater musikal," kata Arsy kepada CNN Indonesia, Jakarta, kemarin (10/10).

Awalnya, ia mengaku hanya bisa menyanyi. Namun teater musikal tidak melulu menampilkan seni olah vokal itu, namun juga mengedepankan aspek akting dan menari.

"Teater musikal membuat saya sadar bahwa menyanyi bukan lah satu-satunya hal penting, namun menari dan akting juga harus dilatih," dia menceritakan.

Pada saat masih kuliah, ia dan teman-temannya sempat membuat projek teater musikal kecil-kecilan. Akan tetapi, ia mendapatkan dorongan dari teman-temannya untuk ikut audisi dan casting teater musikal di luar kampusnya.

"Jadi dari cuma project kelas, saya beranikan diri untuk audisi teater musikal di luar," Arsy menuturkan.

Setelah itu, Arsy, yang sudah ikut serta dalam lakon teater musikal seperti Once, Catch Me If You Can dan Love Beyond 12 AM, ini bertemu dengan banyak orang dari teater musikal. Ia mengaku mendapatkan banyak pengalaman saat itu.

Sebagai aktor teater musikal, banyak suka dan duka yang ia alami selama tiga tahun belakangan. Menjadi penampil dalam pagelaran musik itu membutuhkan kerja keras dan kucuran air keringat.

"Kalau lagi tampil, kita harus lebay, karena tidak seperti di bioskop, para penampil teater musikal kita harus menjangkau semua penonton dari depan sampai yang belakang," Arsy menceritakan.

Rasa letih, pulang larut malam, berlatih dengan keras, adalah konsumsinya sehari-hari. Namun ia tidak merasakan beban sekalipun, karena pekerjaan yang ia lakukan didasari dengan rasa cinta yang kuat terhadap teater musikal itu sendiri.

Selain itu, ia mempunyai cerita "memalukan" ketika tampil di atas panggung. Saat itu, sepatu yang ia pakai lepas dan menganggu konsentrasinya ketika bernyanyi dan berakting.

"Waktu itu sepatu saya lepas ketika saya tampil, jadi kita harus memasang sepatu kita tanpa memperlihatkan kalau itu kesalahan kita," ucapnya.

Pengalaman tak terlupakan lainnya adalah, ketika Arsy kehabisan suaranya. Setelah berhari-hari tampil nonstop, akhirnya suara Arsy pun habis, padahal ia masih harus melakoni teater musikal lainnya.

"Setelah beberapa hari tampil, saya harus bernyanyi lagi namun suara saya habis. Mau gak mau harus saya lypsinc, dibantu oleh rekan di belakang panggung," tambah Arsy.

Namun, selalu akan ada pelangi setelah hujan. Kata-kata itu cocok untuk menggambarkan karier Arsy sebagai penampil teater musikal. Walaupun begitu banyak duka yang ia harus alami, cerita-cerita bahagia pun juga keluar dari mulutnya.

"Paling bahagia itu, walaupun kita sudah capek tampil, tapi ketika melihat antusiasme penonton saya langsung semangat lagi untuk tampil di depan mereka," katanya.

Seringkali Arsy, yang sempat mewakili Indonesia di Latvia dalam ajang choir, mendapatkan standing ovation ketika turun dari panggung. Hal tersebut membuat rasa letih dalam dirinya hilang seketika.

Banyak keuntungan yang Arsy dapatkan selama ia melakoni hidupnya sebagai penampil teater musikal, ia mengaku mendapatkan banyak teman dan sahabat serta pelajaran baru.

Ke depannya, Arsy ingin sekali masyarakat Indonesia lebih sadar akan dunia seni pertunjukan, salah satunya adalah teater musikal.

Ia juga berharap, bahwa di masa depan, Indonesia akan memiliki sekolah-sekolah teater yang dapat melahirkan generasi penerusnya sebagai penampil.

"Semoga saja Indonesia akan menjadi sarang baru dari pasar teater musikal dunia."

Lebih lanjut, pada Desember nanti, Arsy akan mengikuti teater musikal Jersey Boys. Jersey Boys sendiri adalah cerita teater yang sangat terkenal di Broadway, New York, Amerika Serikat.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER