Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan hanya penulis-penulis kawakan seperti NH Dini dan Ahmad Tohari yang diboyong Komite Nasional ke Frankfurt Book Fair 2015. Dengan tema
17.000 Islands of Imagination, Indonesia sebagai Tamu Kehormatan menyajikan berbagai buku dari seluruh kalangan penulis.
Termasuk penulis cilik, Nadia Shafiana Rahma. Pelajar kelas 6 Sekolah Dasar Negeri Glagah, Yogyakarta itu boleh dianggap masih bocah. Namun jangan kaget, sejauh ini ia sudah menerbitkan lima buku. Nadia bahkan sudah mengarang jauh sebelum dirinya bisa menulis.
Hari itu, Rabu (14/10) waktu Jerman, Nadya menjadi bintang bagi bocah-bocah seumurnya. Ia duduk di tengah lingkaran bocah dalam acara
Fun and Share: Learning to Write with Nadia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada bocah-bocah yang mengelilinginya, Nadia menceritakan pengalamannya yang sudah menulis sejak usia lima tahun, sekaligus membocorkan isi salah satu bukunya. "Cerita anak umur segitu banyak dimuat," katanya dengan logat Jawa yang kental, kepada penerjemah Jermannya.
Ide menulis, banyak didapatnya dari buku yang dibaca dan pengalaman sehari-hari. Sekolah, teman, rumah, bahkan jalanan sekali pun, bisa menjadi gudang ide bagi bocah perempuan yang juga bercita-cita menjadi ilustrator itu.
Berganti-gantian dengan sang penerjemah, Nadia kemudian bercerita tentang Malika, tokoh di buku cerita yang dipegangnya. Anak-anak yang lain pun mengikuti dengan cermat. Jika ada yang ditanyakan, mereka langsung mengangkat tangan, lalu berdiskusi dengan semangat.
Nadia menghadiahkan pembatas buku berbentuk wayang kulit beraneka karakter untuk mereka yang bertanya. Dalam video yang diunggah Komite Nasional ke akun YouTube resmi Pulau Imaji, terlihat seorang anak memutar-mutar pembatas buku dengan karakter Semar.
[Gambas:Youtube]Seperti yang disampaikan Nadia pada kantor berita Antara, ia mengaku senang bisa berada di Frankfurt Book Fair dan berbincang dengan anak-anak seusianya dari negara yang berbeda. "Senang dan deg-degan juga," ujar Nadia.
Sejauh ini goresan pena Nadia sudah terangkum dalam seri
Kecil-kecil Punya Karya. Ia juga sosok di balik novel
My Life My Heaven, Pengalaman Meraih Bahagia, Juiceme Salah Tangkap, dan
Juiceme Kakek Misterius. Nadia juga punya kumpulan cerpen
Si Hati Putih.
Selain diskusi kecil Nadia, Frankfurt Book Fair hari pertama juga mempertontonkan serangkaian kegiatan. Ada diskusi
Reclaiming the Past, di mana penulis Iksaka Banu bicara soal perspektif dalam sejarah di Indonesia.
Ahmad Tohari dan NH Dini mengisi sesi
Kampong and City Tales. Mereka bicara soal "halaman belakang" Indonesia, kampung yang kental dengan keseharian sederhana dan budaya manusia. Perbincangan soal buku elektronik dan arsitektur pun menyemarakkan diskusi lain.
(rsa/vga)