Jakarta, CNN Indonesia -- Steve Lim Tjoan Hok alias Teguh Karya ialah seorang sutradara legendaris kebanggaan Indonesia. Walaupun Teguh sudah almarhum, pihak Festival Film Indonesia (FFI) ingin mengenang karya-karyanya lewat festival tahun ini.
Secara kebetulan, FFI tahun ini diselenggarakan di Banten, yang merupakan kota kelahiran Teguh.
"Tahun ini, kita mengadakan acara puncak FFI di Banten, kebetulan Teguh Karya juga lahir di sana," ujar Olga Lydia, selaku ketua panitia FFI 2015 kepada awak pers di Jakarta, Selasa (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Olga, Teguh memiliki andil yang besar dalam memajukan perfilman Indonesia. Teguh pun banyak melahirkan maestro-maestro sineas Indonesia.
"Teguh memiliki andil besar dalam dunia perfilman Indonesia. Nama-nama seperti Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Ayu Azhari dan Alex Komang sempat ia latih dulu," lanjut Olga.
Pengaruh Teguh dalam perfilman Indonesia, menurut Olga, tidak dapat dilupakan. Maka dari itu, dengan FFI ini, seluruh jajaran panitia FFI ingin mengenang jasa dan memutar film-film garapan Teguh agar masyarakat dapat mengenalnya lebih jauh.
"Teguh adalah tokoh sineas penting, belum tentu sineas muda mengenal sosoknya. Maka dari itu, dengan keberadaan film-film Teguh Karya dalam FFI tahun ini, diharapkan sineas muda akan semakin mengenal sosok almarhum sineas legendaris itu," ujar Olga.
Nantinya, film-film Teguh akan diputar di studio Taman Ismail Marzuki atau TIM, Jakarta.
Lebih lanjut, Olga ingin memopulerkan tren untuk mengenang sekaligus menghargai jasa sineas dalam setiap FFI ke depannya. Hal itu juga dilakukan oleh Academy Award yang tahun ini mengenang film Sound of Music.
Teguh wafat umur 64 tahun pada 11 November 2001 di Jakarta. Kala itu, dunia perfilman Indonesia berduka cita atas kepergian sang maestro sutradara film Indonesia.
Semasa hidup, Teguh telah menenangkan penghargaan Sutradara Terbaik sebanyak enam kali dalam FFI, yakni pada film-filmnya sepert
i Cinta Pertama (1974),
Ranjang Pengantin (1975),
November 1828 (1979),
Di Balik Kelambu (1983),
Ibunda (1986), dan
Pacar Ketinggalan Kereta (1989).
(ard)