Sulitnya Bikin Film di Kampung Halaman Harry Potter

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Kamis, 22 Okt 2015 09:43 WIB
MARS, film menyentuh soal pendidikan dari Gunung Kidul, syuting di lokasi-lokasi prestisius London, seperti Oxford, Big Ben, dan Sheldonian Theatre.
Sekitar 20 persen adegan film MARS syuting di London. (Dok. Multi Buana Kreasindo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berawal dari cerita sederhana namun kuat di Gunung Kidul, Yogyakarta, film MARS terbang ke London, Inggris. Sebagai pemeran utama, Acha Septriasa pun ikut syuting di Universitas Oxford, Sheldonian Theatre Oxford, jalanan di sekitar Big Ben dan lokasi syuting Narnia.

Memboyong film lokal ke negeri orang, diakui sutradara Sahrul Gibran, tidaklah mudah. Banyak syarat yang harus dipenuhi, sampai perlu berhadapan langsung dengan jajaran pemerintah setempat. Terutama saat mereka ingin menggunakan perpustakaan bersejarah, Bodleian.

"Jadi ada yang namanya Public Liability, semacam jaminan yang harus dibayar kalau merusak properti," ujar Gibran saat menggelar konferensi pers di Jakarta, pada Rabu (21/10). Harga yang harus di bayar tidak main-main, sekitar 5 juta poundsterling atau Rp50 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika ingin mengurangi beban biaya itu, harus bekerja sama dengan rumah produksi setempat. "Biaya Public Liability itu akan ditanggung juga oleh mereka. Otomatis beban kami berkurang," ujar Gibran. Namun di luar itu, izin pengambilan gambar masih terbilang sulit.


Sebab Inggris tidak memperbolehkan pengambilan gambar di gedung bersejarah, apalagi di perpustakaan yang sudah berdiri sejak 1602. Perpustakaan itu hanya pernah dipakai untuk syuting Harry Potter, sebagai interior Hogwarts. Oxford akhirnya memberi izin karena MARS adalah film menyentuh soal pendidikan.

Syuting pun terlaksana berkat bantuan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London. "Mereka membantu perizinan dan bertemu duta besar di sana. Selama syuting, mereka juga membantu," ujar Gibran mengapresiasi KBRI di London.

London bukan satu-satunya lokasi yang diambil untuk syuting film tentang perjuangan seorang ibu buta huruf membesarkan anak perempuan bernama Tupon. MARS juga syuting di tanah asal kisahnya, Gunung Kidul, sebanyak 80 persen.

Adegan saat Acha Septriasa berpidato di Oxford dalam film MARS. (Dok. Multi Buana Kreasindo)
"Kami syuting di London cuma 20 persen saja kok, malah lebih banyak pengambilan gambar di Gunung Kidul. Film ini juga akan menyajikan keindahan Gunung Kidul," Gibran menjelaskan.

MARS rencananya akan rilis pada akhir tahun ini, atau paling lambat Mei 2016, berbarengan dengan Hari Pendidikan Nasional. Selain Acha, film itu juga dibintangi Kinaryosih, Chelsea Riansy, Jajang C. Noer, dan artis-artis lain. (rsa/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER