Pemutaran Film tentang Jihad di Paris Penuh Penonton

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Senin, 30 Nov 2015 12:16 WIB
Sutradara Thomas Bidegain tetap bersikeras merilis Les Cowboys karena tidak ingin membiarkan ISIS menentukan jadwal rilis di Perancis.
Meski masih berduka, orang-orang sudah berani keluar rumah dan menonton film di Paris. (REUTERS/Charles Platiau)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rasa takut masih membayangi salah satu kota terindah dunia, Paris, sejak peristiwa penyerangan yang menewaskan 130 orang, pada Jumat (13/11) lalu. Demi menghormati para korban dan mencegah teror tambahan, dunia hiburan di ibu kota Perancis itu seakan dilumpuhkan.

Pemerintah meminta pertunjukan teater, penyelenggaraan konser musik, dan pemutaran film ditiadakan. Bioskop-bioskop ditutup. Rencana penayangan Bridge of Spies, Jane Got a Gun, dan Legend pun terpaksa dibatalkan.

Bukan hanya film komersial Hollywood. Sehari setelah teror yang diklaim dilakukan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), poster film Made in France di pemberhentian bus dan stasiun kereta metro, pun langsung dicabut. Penayangan film itu kembali dibatalkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Made in France, thriller kontroversial yang dibuat Nicolas Boukrief bercerita tentang pelaku jihad dari daerah suburban di Paris. Film itu pernah batal ditayangkan di bioskop setela tragedi Charlie Hebdo. Kini, ia juga tak bisa tayang seperti yang dijadwalkan, 18 November.

Dengan seluruh fakta itu, wajar jika sutradara Thomas Bidegain juga membatalkan filmnya yang bertema sama. Les Cowboys, mengutip The Hollywood Reporter, bercerita tentang perjalanan seorang ayah mencari putrinya yang kabur bersama kekasihnya yang seorang radikalis, dan bergabung pelaku jihad.

Les Cowboys dijadwalkan tayang perdana pada 25 November lalu. Menariknya, Bidegain yang awalnya merupakan penulis skenario, ternyata tetap pada rencana awal mementaskan filmnya.

Kepada The Hollywood Reporter Bidegain mengatakan, tidak butuh waktu lama bagi timnya untuk mencapai kesepakatan bahwa mereka tetap akan merilis film pada Rabu pekan lalu. Semua langsung setuju dalam 10 menit. Jika bioskop buka, tetap akan rilis, meskipun yang akan hadir hanya 12 orang.

"Kami harus merilisnya karena kita tidak bisa membiarkan ISIS menentukan jadwal rilis di Perancis," ujar Bidegain menegaskan prinsipnya. Lagipula, ia tak yakin kapan filmnya akan rilis jika kini harus ditunda.

"Sampai kapan? Sampai tidak ada lagi pengeboman? Tapi kapan itu terjadi? Sampai akhir perang seperti yang disebut Presiden Francois Hollande?" ia mempertanyakan secara retoris. Ia berpendapat, hiburan seharusnya "menyembuhkan" orang-orang dari ketakutan.

Penyerangan di Paris membuat orang takut ke kafe, konser, atau keluar rumah. "Mereka benar-benar memerangi kehidupan kita, budaya kita, keinginan keluar rumah. Dan apa yang kita lakukan? Sudah menjadi tugas kami untuk menyediakan hiburan," tutur Bidegain lagi.

[Gambas:Youtube]

Saat Les Cowboys akhirnya tetap dirilis, hasilnya di luar dugaan. Di gedung bioskop berkapasitas 700 kursi, ada sekitar 400 orang yang hadir. "Saat itu masih suasana berduka dan masa yang sulit, tapi banyak orang datang. Kerumunan yang bagus," ujarnya.

Banyak orang dari dunia hiburan, seperti produser, aktor, dan sutradara yang tidak diundang, ikut datang. "Mereka datang untuk menunjukkan dukungan keluar rumah dan bersama-sama. Itu juga waktu bagi orang-orang untuk tetap bersama," Bidegain menjelaskan.

Penayangan pun berjalan lancar. Setelah pemutaran film, ada debat dan diskusi. Kata Bidegain, reaksi para penonton sangat kuat. Itu bahkan lebih dari yang ia harapkan. Orang-orang seperti tergerak oleh filmnya, karena mereka punya konteks yang sama.

"Filmnya bukan tentang jihad atau ISIS. Juga bukan tentang orang yang pergi. Melainkan tentang orang-orang yang tetap tinggal dan komunitasnya, dan bagaimana Anda bisa jadi gila dan hal-hal bisa membuat hilang akal."

Bidegain menambahkan, Les Cowboys juga tentang waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menemukan keseimbangan baru dan rekonsiliasi dengan komunitasnya. "Dan itulah masalah yang sungguh kita hadapi setelah penyerangan itu." (rsa/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER