Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak banyak
disc jockey alias DJ yang berani membawakan lagu
hits era 1990-an. Selain dianggap kuno, rata-rata lagu-lagu itu tidak diimbuhi dentuman khas lagu-lagu electronic dance music (EDM) era kini.
Tapi tidak demikian halnya bagi Dipha Barus. DJ Indonesia antialkohol ini seakan tidak memedulikan lagu-lagu EDM yang kini sedang
ngetren. Ia malah berani membawakan lantunan lagu joget dari tahun '90-an.
Pada Jumat (11/12), Dipha dan alat DJ-nya "menggoyang" seisi panggung Mad Decent di perhelatan Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Para
partygoers pun berpesta!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan cekatan, pria yang dijuluki DJ Syariah ini memadu EDM dengan nyanyian rap '90-an seperti
Jump Around milik House of Pain yang sangat populer di kalangan anak muda dua dekade lalu.
Kawula muda yang bergerombol di depan panggung Mad Decent sontak bergoyang seperti cacing kepanasan. Seolah tak ada yang bisa menghentikan mereka sepanjang lantunan dubstep Dipha mengalun.
"Djakarta Warehouse Project,
make some noise!" seru Dipha dari atas panggung yang dipenuhi oleh sorotan sinar berwarna-warni. Sontak para penonton berlompatan dan bergoyang rancak.
Entakan kaki mereka membuat lantai Mad Decent seperti diguncang gempa bumi skala rendah. Siapa juga yang bisa tahan diam mendengar dubstep
jadul ala Dipha?
Tak hanya itu, Dipha juga membawakan lagu-lagu EDM modern,
I Don't F*** You yang dipopulerkan Big Sean. Lagi-lagi, lagu ini pun disambut dengan goyangan pinggul para pengunjung DWP yang memadati depan panggung Mad Decent.
Dipha tidak sendirian di panggung. Selain ditemani dengan peralatan DJ-nya, ia berkolaborasi dengan Rinni Wulandari, yang tidak lain penyanyi wanita jebolan Indonesian Idol.
Selain Rinni, Dipha juga mengajak seorang penyanyi wanita bernama Kalula. Sama seperti Rinni, ia memiliki suara yang melekat dengan musik dubstep dan EDM dari Dipha.
Suara merdu nan tinggi Rinni, seolah-olah menyatu padu dengan musik dubstep yang diasung oleh Dipha. Ini menjadi salah satu daya tarik musik EDM, yang sering berjalannya waktu, tidak hanya mengedepankan alat musik seperti
synthezer saja, namun juga vokal penyanyi papan atas.
Selain alunan musik yang menggelegar, daya tarik dari panggung Mad Decent lain adalah visualisasi yang menjadi latar panggung, seakan menghipnotis seluruh pengunjung untuk terus bergoyang.
Sebutan DJ Syariah yang menempel di diri Dipha pun ia tunjukkan dengan membawa sebuah bendera ke atas panggung yang bertuliskan "
One Nation Under God."
Bahkan, ketika ditemui awak pers seusai performanya di atas panggung, Dipha mengaku bahwa dirinya adalah anak rumahan yang tidak suka pergi ke klub malam.
"Saya lebih suka di rumah saja, tidak suka main ke klub malam," Dipha menceritakan.
Kala membahas tentang penonton yang menyaksikan dirinya di atas panggung, Dipha tidak percaya bahwa energi yang merasuk ke dalam tubuh para penonton bakal sebesar itu.
"Saya tidak menyangka bahwa energi yang ada di dalam diri penonton ketika saya tampil akan sebesar itu," lanjutnya.
Panggung Mad Decent sendiri adalah panggung yang dibawa khusus dari Amerika Serikat, yang kerap memberikan kejutan-kejutan yang membuat para pengunjung tercengang.
Selain Dipha, Mad Decent juga akan dimeriahkan oleh DJ sekaliber Major Lazer, yang sangat terkenal di kalangan artis-artis label rekaman EDM Mad Decent.
DWP sendiri akan dihelat sejak hari ini, hingga Sabtu (12/12). Acara ini dapat dibilang sebagai acara tak kenal waktu, yang dapat dimulai sejak pukul sembilan malam hingga lima pagi.
 Dipha Barus mengusung EDM jadul di DWP 2015 (11/12). (CNNIndonesia/Fadli Adzani) |
(vga/vga)