Jakarta, CNN Indonesia -- Eksistensi seniman dibuktikan melalui karya yang tak hanya diwujudkan secara berkala, namun juga dibekali makna yang menggugah banyak orang. CNN Indonesia.com mencatat parade karya seni budaya, setahun belakangan ini.
Sedikitnya ada dua pameran besar yang membikin bangga. Diawali dari pameran Diponegoro, Menguak Tsunami Hidup Sang Pangeran, di Galeri Nasional, Jakarta, pada Februari, yang menampilkan sejumlah lukisan dan artefak sang pahlawan nasional.
Disusul pada September, pameran Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah di Museum Nasional, Jakarta. Pameran yang menegaskan eksistensi sang maestro ini menampilkan lukisan tokoh-tokoh dunia, begitu juga lukisan Nyi Roro Kidul yang legendaris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak sebatas di Indonesia, karya seniman lokal pun melanglang buana. Baru-baru ini, lukisan Bathing in the Shower karya pelukis Hendra Gunawan laku terjual seharga US$1,3 juta atau setara Rp18 miliar di balai lelang Sotheby’s, Hong Kong.
Tak kalah membanggakan, karya seniman Heri Dono bertajuk Voyage mewakili Indonesia di ajang seni rupa bergengsi dunia, La Biennale Venesia ke-56. Seniman kontemporer asal Yogyakarta ini juga menampilkan karya Trokomod dan Perahu Arwah.
Selain pameran karya seni, pada tahun ini, juga digelar acara mengenang para maestro terutama di bidang seni teater. Diawali dengan acara Mengenang 20 Tahun Kepergian Benyamin di sebuah acara di Jagakarsa, Jakarta, pada September.
Gaya busana, musik, lawakan Benyamin kembali dibawakan oleh para penggemarnya, dan tak kalah kocak. Pada bulan yang sama, juga digelar pertunjukan untuk mengenang maestro seni teater Sunda, Miss Tjitjih, yang menampilkan bintang tamu Fitri Tropica.
Ranah seni budaya juga mencatat perhelatan meriah berskala global, seperti Karnaval Asia-Afrika di Bandung, pada April. Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya berdeklarasi, “Karnaval Asia-Afrika merupakan event internasional tahunan!"
Sebulan kemudian, pada Mei, digelar World Expo Milan 2015 di Italia, di mana keikutsertaan Indonesia mengundang kontroversi yang berbuntut panjang. Ketua delegasi Indonesia, Didi Petet, meninggal di tengah persiapan expo tingkat dunia ini.
Expo kali ini bertema Feeding the Planet, Energy for Life. Secara umum menampilkan segala hal yang berkaitan dengan teknologi, inovasi, kebudayaan, tradisi, kreativitas dan bagaimana semua ini berkaitan dengan makanan dan pola makan.
Paviliun Indonesia diisi tiga bagian utama tentang makanan, energi dan kelautan. Sebagian daya tarik yang direncanakan yaitu World Ocean Day, Indonesia National Day, dan Indonesia Coffee Week yang dibungkus dalam tema besar Stage of the World.
(vga/vga)