Jakarta, CNN Indonesia -- Grup musik rock asal Negeri Kangguru, AC/DC, berhasil menjual tiket konser terbanyak di tahun 2015. Walaupun penghasilan dari konser-konsernya tidak mampu menyaingi Taylor Swift, namun AC/DC tetap duduk di peringkat pertama dengan jumlah penjualan sebanyak 2.31 juta tiket dalam jangka satu tahun.
Sebagaimana diberitakan
NME yang mengutip
The Pulse of Radio, AC/DC berhasil meraup keuntungan US$180 juta melalui penjualan tiket-tiketnya selama tahun 2015. Walaupun jumlah tiket AC/DC lebih banyak terjual, Angus Young dkk belum dapat mengalahkan penghasilan Swift yang meraup US$250.4 juta dengan penjualan tiket sejumlah 2.27 juta.
Walaupun sudah uzur, anggota-anggota AC/DC selain Young, Cliff Williams, Brian Johnson, Stevie Young dan Chris Slade masih perkasa melakoni panggung-panggung besar. Buktinya, pada Juni tahun ini, AC/DC siap menggempat kota-kota di Inggris sepeti Manchester dan London.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konser-konser yang akan mereka lakoni di dua kota itu bisa menjadi rangkaian konser terakhir mereka. Sebagaimana sang pentolan, Johnson, mengaku akan pensiun setelah mengatakan bahwa album ternyar AC/DC, Rock Or Bust, adalah album terakhir mereka.
Album yang dirilis pada 2014 itu berhasil menduduki peringkat tiga di daftar tangga lagu di Amerika Serikat dan Inggris, serta menduduki peringkat pertama di kampung halaman mereka, Australia.
Selain AC/DC dan Taylor Swift, berikut adalah beberapa artis yang meraup keuntunga nterbanyak selama tahun 2015 berlangsung:
1. Taylor Swift - US$250.4 juta
2. AC/DC - 180 juta
3. One Direction - US$158 juta
4. U2 - US$152.2 juta
5. Foo Fighters - US$127 juta
Belum lama ini, dikabarkan bahwa sang drummer AC/DC, Phil Rudd, tertimpa masalah hukum. Pada Juli lalu, Rudd dikenakan hukuman tahanan rumah oleh pihak berwajib setelah diketahui memiliki narkoba berjenis meth dan ganja. Tidak hanya itu, Rudd juga diketahui melakukan ancaman pembunuhan terhadap seseorang.
Pengadilan telah menerima berkas laporan atas kasus ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh Rudd.
Diketahui kalau Rudd telah memecat beberapa karyawannya setelah mengetahui penjualan album solonya, Head Job, tidak sukses di pasaran.
Ia pun meminta seorang oknum untuk membunuh salah satu karyawannya, dengan bayaran sebesar sekitar US$152 ribu, meski akhirnya eksekusi tersebut gagal dilaksanakan.
Dilansir dari
3 News, pengajuan keberatan Rudd sebelumnya juga telah ditolak dan ia kemudian menemui psikiatris untuk memperbaiki kesehatan mentalnya.
(les)