Edhi Soenarso, Sang Penafsir Ide Bung Karno

Vega Probo | CNN Indonesia
Selasa, 05 Jan 2016 12:26 WIB
Dialah satu-satunya pematung yang karyanya dipajang di tengah kota, di bunderan yang bisa dilihat 360 derajat.
Monumen Selamat Datang di Bunderan HI, Jakarta (Detikcom Photo/Hasan Alhabshy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sungguh tak berlebihan bila Edhi Soenarso dijuluki Sang Pemahat Kebesaran Bangsa. Secara harafiah, karya sang seniman kelahiran Salatiga pada 2 Juli 1932 memang serba besar.

Hal ini diakui Asikin Hasan, seniman lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan kurator Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, saat dihubungi CNN Indonesia.com via sambungan telepon, pada Selasa (5/1).

Edhi lah pematung yang mampu menerjemahkan ide besar Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno atau Bung Karno. Kala itu, era ’60-an, Bung Karno menginginkan patung berukuran besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Monumen Tugu Selamat Datang yang menghiasi Bunderan HI, Jakarta, misalnya, semula berukuran sembikan meter, namun kemudian diperpendek menjadi sekitar tujuh meter.  

Tak sekadar besar, patung pesanan Bung Karno juga memuat spirit heroik, sebagaimana tergambar di Patung Dirgantara di Pancoran, juga Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng.

Kebesaran karya Edhi juga terlihat dari lokasi penempatannya di ruang publik di bunderan jalan protokol, dari Jalan M.H. Thamrin, Jalan M.T. Haryono, dan Jalan Sudirman.

“Edhi mungkin satu-satunya pematung yang karyanya dipajang di tengah kota, di bunderan yang bisa dilihat 360 derajat. Tak banyak pematung yang beroleh posisi sebagus itu,” kata Asikin.

Edhi mungkin satu-satunya pematung yang karyanya dipajang di tengah kota, di bunderan yang bisa dilihat 360 derajat. Tak banyak pematung yang beroleh posisi sebagus itu.Asikin Hasan, kurator
Berukuran besar, patung karya Edhi pun terlihat dari radius 500 meter. Edhi pun dipandang sebagai simbol penting pematung ruang publik yang ditempatkan di titik lokasi protokol.

Di ranah seni patung kontemporer yang terus bergerak cepat, menurut Asikin, ide khas Edi tak bisa ditinggalkan begitu saja. Apalagi ia adalah pematung pelopor.

Kala itu, era ’60-an, sebagian besar pematung masih setia dengan tradisi klasik: membuat patung dari kayu atau tanah liat. Namun Edhi “melompat” dan menggunakan medium logam, perunggu.

Kiprah Edhi menciptakan patung perunggu, tentu saja, menorehkan sejarah tersendiri di ranah patung. Ia pun dianggap pematung penting di tengah zaman yang berubah.

Edhi adalah sosok penting di ranah patung modern skala besar. Ia berjasa mengembangkan seni patung realis yang mengisi ruang publik zaman modern.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER