Jakarta, CNN Indonesia -- Tepi Barat semestinya adalah lokasi yang cocok untuk film yang menegangkan atau bahkan horor dan drama. Bagaimana dengan komedi? Mungkinkah menertawakan sesuatu di Tepi Barat yang kerap menegangkan itu?
Tapi Basil Khalil berpendapat lain. Menurutnya bisa. Maka sutradara asal Palestina ini pun membuat "Ave Maria", sebuah film komedi yang plotnya mengisahkan sebuah keluarga Yahudi yang religius, mengalami kecelakaan di Tepi Barat sebelum hari Sabat. Sebuah kisah tentang benturan kultur.
Satu-satunya bantuan untuk mereka datang dari seorang biarawati saleh yang tinggal di sebuah biara yang terisolasi. Masalahnya, sang biarawati sudah bernazar untuk membisu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisahnya benar-benar mengenai komunikasi yang 'lumpuh'. Tentang keluarga Yahudi yang tak boleh memakai ponsel atau peralatan listrik karena itu hari Sabat dan seorang Katolik yang tak bisa bicara.
"Bagi kita ini menggelikan," kata Khalil, seperti dikutip CNN. "Tapi bagi mereka, ini kehidupan nyata dan saya ingin mempertanyakan aturan-aturan yang kita terapkan, seberapa penting mereka? Apakah mereka benar hidup atau mati? Atau apakah mereka absurd?"
Khalil tak mau menyinggung masalah politik, terutama konflik Palestina dan Israel. Dia memilih bicara soal manusia yang hidup sehari-hari dalam konflik itu.
Khalil bilang butuh beberapa tahun untuk merampungkan naskah film itu. Dia mengakui, topiknya sensitif dan bisa saja ada yang tersinggung karena film pendek berdurasi 15 menit tersebut.
Tapi Khalil bolehlah berharap lebih. Dia telah mempertontonkan film itu di 60 festival film di 30 negara. Bahkan lebih baik lagi. Film itu masuk ke dalam nominasi Piala Oscar untuk kategori film pendek terbaik.
(ded/ded)