Jakarta, CNN Indonesia -- Pengungsi bisa jadi masalah bagi orang lain. Tapi di mata seniman dan aktivis politik Ai Weiwei, mereka justru menjadi inspirasi. Ia menggabungkan diri dengan para sukarelawan di Lesbos, sebuah pulau di sekitaran Yunani. Tepatnya, di sebuah pelabuhan yang menjadi pintu masuk bagi 100 ribu pengungsi.
Seperti diberitakan Independent, dengan keberadaannya di sana, Weiwei ingin memotret perjuangan pengungsi dengan mata kepalanya sendiri. Setelah itu ia sekaligus mengumumkan bahwa dirinya akan membuat studio seni di Lesbos.
Studio itu sekaligus sebagai monumen penanda untuk 700 pengungsi yang kehilangan nyawanya karena berjuang melakukan perjalanan dari Turki ke Yunani. Entah apakah karyanya itu akan menuai pujian, mengingat ide terakhirnya banyak dikritik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang terakhir adalah saat Weiwei menghadiri malam acara tahunan, Cinema for Peace. Itu merupakan bagian dari Berlin Film Festival tahun ini. Di sana, Weiwei meminta tamu-tamu yang hadir untuk berfoto sembari tubuhnya diselimuti selimut darurat yang biasa untuk pengungsi, berwarna emas metalik.
Beberapa selebriti yang ikut dalam foto itu termasuk Charlize Theron dan Nadya Tolokonnikova dari Pussy Riot. Masih banyak pula petinggi yang hadir, rata-rata mereka yang menghargai peran bioskop sebagai promosi perdamaian, kebebasan, dan toleransi.
Untuk aksi itu Weiwei sudah mempersiapkan dengan instalasi lain. Di pilar-pilar Berlin Konzerthaus, ia memasang 14.000 jaket keselamatan yang diterbangkan dari Lesbos dan perahu karet hitam. "
Safe Passage" demikian tertulis di perahu karet itu, yang sekaligus menandai judul karya Weiwei.
Oleh Artnet, aksi itu disebut sangat menyinggung dan seperti seni yang tidak punya selera. Senator budaya Berlin, Tim Renner juga mengkritiknya.
"Ketika Weiwei mengilustrasikan dimensi teror di luar sana dengan 14.000 jaket penyelamat dari Lesbos, itu mungkin tidak sopan tapi efektif dan dibenarkan," tulisnya di Facebook. Ia melanjutkan, "Tetapi ketika tamu Cinema for Peace diminta penyelenggara untuk mengenakan selimut darurat untuk berfoto, bahkan jika itu dipahami sebagai solidaritas, itu jelas sebuah elemen yang cabul."
Sebelumnya, daya seni Weiwei juga pernah menuai kontroversi. Yakni saat ia menghidupkan kembali potret balita Suriah yang telah meninggal, Alan Kurdi. Itu langsung menjadi pusat perdebatan di kalangan pemerhati krisis pengungsi di Eropa.
(rsa)