Jakarta, CNN Indonesia -- Gambar bergerak dari daataran Arab Saudi hampir tidak pernah ditayangkan di festival-festival besar internasional. Maka ketika
Barakah Yaqobil Barakah (Barakah Bertemu Berkah) karya Mahmoud Sabbagh ditayangkan di Berlin International Film Festival alias Berlinale, bisa dibilang itu kesempatan langka.
Diberitakan Reuters, film itu diputar di seksi "Forum" dalam Berlinale 2016, yang merupakan bagian khusus dan bukan termasuk program utama festival. Namun film komedi romantis tentang tantangan berhubungan asmara di Arab itu cukup menarik perhatian. Padahal itu film debut sutradara Sabbagh.
"Saya sebenarnya lebih suka menyebut film saya sebagai cerita masa kini dibanding komedi romantis," kata Sabbagh. Ia mengaku memasukkan banyak genre di filmnya. "Karena saya berkata kami ini mendefinisikan persepsi sinema, kami tidak punya preseden apa pun sebelum ini," kata Sabbagh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berharap, bukan hanya publik di Jerman yang suka menonton karyanya, tetapi juga pencinta film di kampungnya sendiri. Arab dahulu pernah melarang pemutaran film secara publik pada tahun 1970-an. Saat itu kelompok fundamental yang sangat pro agama menentang keras adanya bioskop di Arab.
Namun kata Sabbagh, ketersediaan video berdasarkan permintaan sudah cukup untuk membuat masyarakat mungkin menonton karyanya.
"[Publik] Saudi menonton dan mengonsumsi banyak seni. Jadi ini kesempatan kami untuk menghasilkan seni. Film saya sendiri tentang ruang publik, ini kebebasan individu," kata Sabbagh menerangkan.
Baraqah Yaqobil Barakah sendiri bercerita tentang seorang pegawai pemerintah dari Jeddah bernama Barakah (Hisham Fageeh) yang dalam sebuah kesempatan bertemu Bibi (Fatima Al Banawi). Bibi merupakan putri angkat sebuah keluarga kaya raya. Secara latar belakang dan kelas sosial, mereka beda.
Namun keduanya terus mencoba untuk bertemu. Itu jelas tidak mudah, bukan hanya karena status sosialnya. Perempuan di Arab juga sangat dikontrol secara ketat. Mereka tak boleh keluar seorang diri. Perjuangan Barakah dan Bibi bertemu, menjadi cerita romansa unik dan menyentuh dari Arab.
Bagi Fageeh, aktor yang banyak memerankan film komedi, film itu akan mengajak penonton dari negara lain punya pandangan soal kehidupan Arab.
"Sebuah kota seperti Jeddah benar-benar memberi gambaran yang segar tentang bagaimana orang melihat Saudi Arabia dan kehidupannya yang sangat jujur," kata Fageeh. Itu juga dirasakan lawan mainnya, Al Banawi. Ia mengaku film itu akan membuka mata dunia, juga para perempuan Arab.
"Jika perempuan-perempuan Arab merasa mereka bisa terkoneksi dan tertawa oleh film itu, pengalaman Bibi dan perjuangannya, itu akan menjadi poin paling dasar dari film ini," katanya.
(rsa/vga)