Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak cukup hanya uskup Katolik yang berkoar-koar untuk memboikot konser Madonna di Filipina. Komisi Sejarah negara setempat juga kemungkinan akan melarang lagi penyanyi asal Amerika itu tampil.
Sebab, seperti diberitakan Reuters, Madonna tidak menghormati bendera negara saat tampil dalam konsernya pekan ini di Manila, Filipina. Madonna masih mempromosikan album baru Rebel Heart.
"Dia menertawakan bendera kami," kata Teodore Atienza kepada salah satu stasiun radio lokal. Menurutnya, Madonna melanggar aturan dengan menggunakan bendera Filipina di kostum atau seragamnya, baik sebagian maupun semua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga disebut meletakkan bendera negara di lantai, yang menurut Atienza juga bentuk penghinaan.
Atienza merupakan kepala seksi ilmu perlambangan di Komisi Sejarah Nasional Filipina. Menurutnya, jika terbukti melanggar, Madonna dan produser konser bisa dikenai hukuman meski tak sadar hukum.
"Mereka mungkin akan menghadapi deportasi dan tidak bisa kembali ke negara ini," tutur Atienza.
Sang pelantun
Like a Virgin konser selama dua hari, Rabu (24/2) dan Kamis (25/2). Seluruh tiket di kedua hari konser terjual habis meski bukan akhir pekan. Konser terselenggara di aula yang sama seperti Paus Fransiskus bertemu keluarga Filipina tahun lalu.
Setelah adanya kecaman keras dari komisi sejarah itu, baik Madonna maupun penyelenggara konser belum mengeluarkan respons terkait hal itu. Setelah dari Filipina, Madonna akan menginjakkan kaki di Singapura, Minggu (28/2) untuk konser yang sama.
Sebelumnya diberitakan, Madonna juga sudah mendapat ancaman boikot dari uskup Katolik Roma di Filipina. Mereka meminta umatnya yang beriman tidak mendatangi konser Madonna di Filipina.
Alasannya, penampilan Madonna cenderung menggoda dan busana-busananya cukup vulgar.
Katolik Roma mendominasi populasi Filipina yang sekitar 100 juta orang. Gereka Katolik punya pengaruh kuat, termasuk untuk menghalangi hukuman mati, cerai, dan menikah sesama jenis.
(rsa)