Jakarta, CNN Indonesia -- Kiprah Nh Dini di ranah sastra Indonesia dimulai lebih dari setengah abad lalu. Meski begitu, tak lantas membuat namanya terdengar asing di telinga generasi muda.
Sebaliknya, cukup banyak generasi muda yang mengenal sosok maupun karya Nh Dini. Sebagaimana terangkum dari hasil survei CNN Indonesia.com via media sosial.
Survei diadakan via akun Facebook, Twitter dan Instagram CNN Indonesia.com, pada 20-24 Februari 2016. Sebanyak 53 persen responden mengaku masih mengenal sosok dan karya Nh Dini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini (29/2), pemilik nama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin berulang tahun ke-80. Sekaligus menggenapkan enam dekade kiprahnya dalam membagi ide dan imajinasi kepada pembaca.
Nh Dini berkarya sejak 1956. Hingga kini, menghasilkan lebih dari 30 karya tulis, antara lain
Pada Sebuah Kapal (1972),
La Barka (1975),
Namaku Hiroko (1977),
Orang-orang Tran (1983),
Pertemuan Dua Hati (1986),
Hati yang Damai (1998), dan
Dari Parangkakik ke Kamboja (2003).
Itu belum termasuk karya-karya lain dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet atau serial Cerita Kenangan. Keandalannya menulis diganjar SEA Write Award dari Pemerintah Thailand.
Terbukti, nama Nh Dini masih bergema di tengah masyarakat. Sebagian besar responden mengenang Nh Dini lewat penggalan-penggalan karyanya yang muncul di soal ujian bahasa Indonesia.
"Kenal dengan
Pada Sebuah Kapal karya Nh Dini, dan masuk dalam pelajaran sastra bahasa Indonesia, jadi ingat kenangan saat sekolah dulu," komentar Lermiana Tampubolon di akun Facebook CNN Indonesia.com.
Meski sering melihat nama Nh Dini di soal ujian bahasa Indonesia, sebanyak 64 persen responden mengaku via Twitter, tidak pernah membaca karya-karya penulis yang kini tinggal di Semarang itu.
Bagi pembaca setianya, karya Nh Dini memberikan pembelajaran berharga. Hal ini diakui Ida Ratna Sari, yang semasa SMA menilai karya Nh Dini “lugas, feminis, jujur, dan kadang kontroversial.”
“Lebih banyak mengangkat bagaimana kehidupan dari segi wanita dan bagaimana kehidupan dalam keluarga dari zaman penjajahan, Kemerdekaan hingga keadaan di negeri orang," kata Ida.
Belakangan ini, nama Nh Dini kerap dikaitkan dengan Pierre Louis Padang Coffin, kreator film animasi
Despicable Me (1 dan 2), juga
Minions. Ia tak lain putra bungsu Nh Dini.
Nh Dini menikah dengan Yves Coffin, konsul Perancis, pada 1960. Pasangan ini memiliki dua anak, Marie Claire Lintang Coffin dan Pierre. Pada 1984, Nh Dini dan Yves resmi bercerai.
Meski namanya sering dikaitkan dengan Pierre Coffin, toh 71 persen responden CNN Indonesia.com mengaku lebih mengenal Nh Dini ketimbang sang anak atau karakter Minios kreasinya.
Sejumlah responden pun masih menganggap Nh Dini sebagai penulis yang sanggup memberikan banyak ilmu melalui karyanya. Cara Nh Dini bertutur masih menjadi favorit pembaca setianya.
"Menciptakan karakter kuat, menjabarkan
setting lokasi secara detail bahkan pesan yang dijabarkan pun sangat kuat dalam setiap novelnya,” kata Yacita Aditya.
Lebih jauh, ia memuji kehebatan Nh Dini dalam meracik setiap kata menjadi cerita bermutu. Senada cuitan pemilik akun Twitter @zahraaa_2304 yang memuji keandalan Nh Dini bercerita.
“Nh Dini bercerita dengan sederhana, jujur tapi tetap lugas. Tanpa perlu menambahkan banyak intrik yang percuma. Salut!" cuit @zahraaa_2304. Ada lagi opini Nurindah Fajarwati via akun Instagram.
"Buku yang harusnya dibaca anak bangsa," kata Nurindah. Nuansa tulisannya juga sangat bagus. Terkadang ada campuran Melayu. Dari karyanya kita bisa melihat sosok penulis yang berwawasan luas."
(end/vga)