Di Balik Lirik Lagu dan Gaya 'Bohemian' The SIGIT

Andika Putra | CNN Indonesia
Kamis, 17 Mar 2016 21:29 WIB
"Kalau penonton suka dengan kami, mungkin juga mereka akan mencontoh,” kata Adit, pemain bass grup band asal Bandung ini.
Grup Band The Sigit saat bermusik untuk Music at Newsroom di kantor redaksi CNN Indonesia (16/3). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rambut gondrong, jaket jeans, celana cutbray atau bootcut. Gaya bohemian personel grup band The Super Insurgent Group of Intemperance Talent (The SIGIT) memang seru! Seolah terjebak masa lalu.

Dengan gaya ala Generasi Bunga ini pula Rekti Yoewono (vokal), Adit Bagja (bass), Acil Armando (drum), dan Farri Icksan (gitar) tampil di acara Music at Newsroom di CNN Indonesia.com, pada Rabu (16/3).

Keempat pria asal Bandung, Jawa Barat, ini mengaku sudah “ber-cutbray-ria” sejak awal nge-band pada 2002. Ada kejadian tak terduga yang dialami Acil saat berkonser menggunakan celana cutbray.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau pas lagi manggung, suka nyangkut kick. Tapi sekarang udah dipelajari, kelebaran celana juga ada ukurannya," ujar Acil. Adit pun menambahkan, penampilan saat manggung merupakan hal penting.

“Kami berusaha untuk tampil dengan pakaian bagus,” kata Adit. “Jadi kami bisa mencontohkan gaya ketika manggung layaknya manekin. Kalau penonton suka dengan kami, mungkin juga mereka akan mencontoh.”

Bukan semata ikut-ikutan, The SIGIT menerapkan filosofi dalam bergaya. Menurut Rekti, tampil dengan rambut gondrong, berjanggut dan celana cutbray cocok untuk mereka yang menyukai musik era ’70-an.

Tak hanya unik dari segi penampilan, The SIGIT pun memiliki cara tersendiri dalam menggarap lirik lagu. Sejak album musik pertama, konsisten berbahasa Inggris. Tak ada satu pun yang berbahasa Indonesia.

"Sampai saat ini lirik kami bahasa Inggris semua karena pas sama pesan. Selain itu kami belum puas membuat lirik dengan bahasa Inggris," ujar Rekti yang biasa membuat lirik lagu bersama Farri.

Soal penggunaan bahasa Inggris, Rekti punya alasan tersendiri, "Bahasa itu sesuatu yang sensitif, kami mau menyampaikan pesan tetapi tidak menyinggung. Selain itu The SIGIT kan lebih banyak ke instrumen, yang kami utamakan nada.”

(vga/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER