Ahok: Menonton Film Mempengaruhi Kita

Andika Putra | CNN Indonesia
Rabu, 30 Mar 2016 12:37 WIB
“Kalau kita bisa bikin film baik akan [memberi] pengaruh baik," kata  Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun ini, Jakarta menjadi tuan rumah perayaan puncak Hari Film Nasional 2016 (#HFN2016). Pemerintah, melalui siaran persnya, telah meresmikan Hari Film Nasional jatuh pada tanggal 30 Maret tiap tahunnya.

Peringatan #HFN2016, pada hari ini (30/3), diadakan di Balai Kota di Jalan Medan Merdeka Selatan dan dihadiri Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama. Dalam pidatonya, pria yang akrab disapa Ahok ini membahas film.

“Saya sangat yakin film memberikan pengaruh banyak,” kata Ahok seraya menceritakan tentang hobi menonton film yang dibintangi Rhoma Irama. “Hampir semua film[nya] saya tonton. Itu jaman film dangdut yang sangat terekam di otak saya.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok juga memuji film dangdut yang ditontonnya “sangat baik.” Selain itu, ia juga terkenang film Arjuna Mencari Cinta serta film lain yang membuatnya ngebet memiliki mobil jip dan sepeda motor seperti karakter Ali Topan.

“Betapa film itu mempengaruhi kita,” kata Ahok. “Kalau kita bisa bikin film baik akan [memberi] pengaruh baik.” Untuk itu, Ahok berniat menggelar pemutaran film Indonesia sesering mungkin.

“Saya mau ajak nonton bareng pejabat. Supaya kantor Balai Kota ini aktif dan terbuka. Dengan teknologi yang ada, kita enggak kalah sama film luar. Proyektor di ruangan ini seperti yang di bioskop.”

Ahok menegaskan, pemutaran film harus sering digelar di kantor instansi pemerintah. Apalagi, menurutnya, tidak ada masalah dengan bujet. Asalkan ada ide dan hati segenap kalangan untuk menggelar acara itu.

Selain di kantor instansi pemerintah, Ahok juga berencana memutar film di destinasi wisata legendaris, seperti di kawasan Kota Tua atau Menteng, Jakarta, yang dijejali bangunan klasik.

Ahok berangan-angan membeli rumah di kawasan Menteng untuk dijadikan lokasi pemutaran film. “Sayangnya ada oknum, jadi mahal sekali itu rumah,” katanya blakblakan.

Dengan menghidupkan kawasan bersejarah, Ahok percaya, komunitas setempat, terutama yang bergerak di perfilman, juga bisa hidup dan berkelanjutan. Komunitas digerakkan oleh masyarakat.

“Yang berat biar bagian kami, Pemerintah, seperti beli dan bayar pajak. Sisanya, tolong bapak, ibu dan komunitas juga bergerak,” kata Ahok kepada para hadirin dan media pers di Balai Kota.

Dalam pandangan Ahok, pemahaman film tidak perlu berlebihan atau sebagaimana dikatakannya, “Enggak perlu pinter-pinter amat. Undang aja Slamet Rahardjo ngobrol-ngobrol, kan bisa paham tentang film.”

Pengalaman mengadakan sesi dengar pendapat dengan kalangan pegiat film, dari produser sampai sutradara, diakui Ahok, membuatnya mendapat pengetahuan baru.

“Ketemu orang pinter akan dapet ilmu semakin banyak. Lama-lama belajar dari banyak orang,” kata Ahok yang mengaku baru saja menonton film sekuel Comic 8 dan Kung Fu Panda bersama keluarga.

Ahok mengisyaratkan, pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memiliki anggaran Rp1,4 triliun. Sebagian kecil—di bawah Rp 200 miliar—bisa digunakan untuk mengembangkan perfilman nasional.

Asalkan, Ahok menambahkan, masyarakat juga membagi ide demi mempercepat pengembangan perfilman nasional. Ide genius, seperti festival film, siap didanai oleh Pemprov DKI Jakarta.

Tak kalah penting, perbaikan infrastruktur untuk mempermudah akses agar kaum penyandang disabilitas yang gemar menonton film bisa turut menikmati hasil pengembangan perfilman nasional.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER