Kolaborasi 'Parahita' dari Dialog Dini Hari, Endah & Rhesa

M Andika Putra | CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2016 06:03 WIB
Satu dari pulau Dewata lainnya dari Jakarta, berkolaborasi dan akhirnya lahirlah ‘Parahita’ dari Dialog Dini Hari dan Endah N Rhesa.
Kolaborasi antara Endah N Rhesa dan Dialog Dini Hari yang bernama DDHEAR tengah mengadakan konser perilisan mini album bertajuk 'Parahita' di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Kamis (7/4). (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satu dari Jakarta, satu lagi dari pulau Dewata, berkolaborasi dan akhirnya lahirlah ‘Parahita’ dari DDHEAR

Duo gitar dan bass ibu kota Endah N Rhesa bertemu dengan Dialog Dini Hari, Kamis (7/4) untuk memperkenalkan ‘Parahita’, sebuah mini album yang mereka buat bersama. Dadang a.k.a Pohon Tua adalah pentolan Dialog Dini Hari, bersama Endah dan Rhesa menyuguhkan kegembiraan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Bisa jadi, kolaborasi DDHEAR menjadi konser paling apik dan sempurna musisi dalam negeri sepanjang caturwulan 2016, terlepas dari jumlah penonton yang tidak sabar mendengar karya mereka dengan mayoritas suara berasal dari alat musik bersenar, ya gitar. Selepas senja, penonton sudah menantikan duet musisi folks itu berduet, dan tampkanya kedatangan mereka akan terbayarkan dengan sebuah tontonan yang bisa dibilang nyaris sempurna.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laris manis, penonton membeli merchandise dan album baru DDHEAR sebelum ‘Parahita’ dimulai, 20.00 WIB dengan atmosfer yang sangat akrab.
‘Parahita' dimulai. Minus sapaan, DDHEAR langsung melantunkan 'Pohon Tua Bersandar', 'Temui Diri' dan 'Wish You Were Here’ tanpa jeda. Kolaborasi dua gitar akustik yang dimainkan Endah dan Dadang cukup mapan ditelinga.

"Selamat malam, terima kasih yang sudah hadir. Ini penampilan kami yang terpanjang selama kami lakukan. Tapi walau pun panjang, kali ini akan ada kejutan-kejutan," kata Endah sambil sedikit tertawa.

Usai tiga lagu DDHEAR lebih banyak berinteraksi, sampai akhirnya 'Terang Berpijar Harapan’ dimainkan disusul 'Jalan Dalam Diam' dan 'Just Tonight'.

Penampilan DDHEAR dibilang atraktif bahkan monolog cerdas sering mereka lontarkan, termasuk menjelaskan arti ‘Parahita’ yang menjadi nama album kolaborasi DDHEAR.
"Parahita itu dari bahasa Sansekerta, artinya saling melindungi, peduli dan saling membahagiakan. Kalau bahasa sekarangnya simbiosis mutualisme dan kami pun saling belajar untuk membuat ini," kata Dadang

DDH akhirnya membawakan lagu mereka sendiri 'Pelangi' yang diawali dengen solo melodi dari Dadang direspons Endah dengan memainkan melodi gitar yang lebih tinggi. Panggung saat itu otomatis milik Dadang dan Endah. Satu persatu personel, Zio, Deny dan Rhesa kembali ke atas panggung untuk membawakan lagu 'Baby It's You', 'Aku Dimana' Dan 'Pagi'. Lagu 'Aku Dimana' dengan iringan pianikan yang dimainkan Zio.

'When You Love Some One’ ibarat pelepas rindu penonton mengingat lagu itu adalah lagu yang membuat Endah N Rhesa diperhitungkan, dari segi kualitas dan daya tembus pasar domestik.

Mereka melanjutkan tembang 'Tentang Rumahku' dan 'No Tears From My Eyes’ yang menutup sesi satu.

Adalah Bonita & The Hus Band yang bernyanyi hanya dengan menggunakan satu mic kondensor sebagai pembuka sesi berikutnya, mereka membawakan lagu 'Aku Dimana' milik Dialog Dini Hari dan 'Remember Me' milik Endah N Rhesa.
Usai Bonita & The Hus Band, DDHEAR kembali naik ke atas panggung, dengan tema berbeda, itu terlihat dari kostum yang mereka padankan sekaligus dua lagu secara berurutan dimainkan, 'Jangan Berhenti Engkau Bernyanyi' dan 'Liburan Indie’.

"Terima kasih buat yang udah datang dan bernyanyi tadi. Oh iya, ini baju yang saya pakai dikasih sama Rhesa. Katanya pake baju ini biar kaya aktivis," kata Dadang sambil tertawa.

Lagam dan rima  'Oksigen' dengan aransemen unik dimainkan. Zio DDH sempat memperlihatkan kemampuan solo bassnya. Seakan tak mau kalah, Rhesa juga membalas dengan solo bass yang terdengar seperti jazz juga folk dengan efek clear dari alat musk masing-masing.
Lagu '360 Batu’ ibarat penghujung konser, ditambah rima lagu ’Sayonara’ dimainkan di antaranya. Lagu selesai, DDHEAR saling merangkul, membungkukan badan, lantas pertunjukan usai, penuh dengan kegembiraan juga riuh tepuk tangan. Angka 8 dari 10 layak disandangkan dari konser ‘Parahita’, dan mungkin angka 9,5 layak mereka dapatkan, jika akhirnya industri musik Indonesia bisa memberi 'lahan' lebih luas bagi mereka dan menghilangkan musik pagi-pagi 'menyebalkan' di stasiun TV. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER