Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap orang tidak akan pernah tahu kapan pengujung usia di dunia. Namun ada kalanya timbul hasrat dalam diri seseorang untuk menulis atau memotret suatu momen yang kelak—ketika telah tiada—dipandang oleh orang sekitarnya sebagai firasat.
Sebelum meninggal dunia pada Kamis pagi (21/4), penyanyi dan penulis lagu Prince sempat membuat memoar, catatan kisah masa hidupnya. Sekitar sebulan lalu, ia mengumumkan memoar tersebut untuk penerbit Random House Imprint Spiegel & Grau.
"[Memoar itu berisikan] Sebuah perjalanan yang tidak konvensional dan puitis dalam hidup Prince yang kreatif dalam bekerja," demikian isi sebuah siaran pers, sebagaimana dilansir NME, tentang memoar yang diberi tajuk
The Beatifull Ones oleh Prince.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak diketahui alasan pria kelahiran Minneapolis, Minnesota, AS, 7 Juni 1958 ini, mencomot judul sebuah lagu di album musik
Purple Rain (1984) untuk buku memoarnya. Namun menurut rencana, buku tersebut bakal dipublikasikan pada tahun depan.
Saat berada di Paisley Park, pada Sabtu (16/4) lalu, pria bermata besar ini juga sempat mewanti-wanti para penggemarnya, "Tunggu beberapa hari lagi sebelum Anda berdoa." Kini, ucapan Prince itu terasa seperti firasat menjelang tidur abadinya.
Ketika itu, Prince memang sempat mengalami flu berat. Tak ingin terlihat limbung, ia pun bergoyang di lantai dansa di Paisley Park, studio rekaman yang selama ini menjadi "surga" bagi Prince. Ia ingin penggemar melihatnya dalam keadaan baik-baik saja.
Acara tersebut menjadi aksi terakhir pria bernama asli Prince Rogers Nelson. Kepergian sang bintang bergaya nyentrik tentu saja menggoreskan duka mendalam di hati para penggemar, tak terkecuali orang nomor satu Amerika Serikat, Barrack Obama.
Prince meninggal dunia di usia 57 tahun. Sepanjang karier musikalnya, ia berhasil membuat 39 album, tiga album
live dan empat album kompilasi. Sampai saat ini, humas Prince, Yvette Noel-Schure, mengatakan belum diketahui penyebab kematian kliennya.
(vga/vga)