Jakarta, CNN Indonesia -- 145 tahun sudah gajah-gajah Ringling Bros and Barnum & Bailey Circus menghibur penggemar sirkus. Selama ratusan tahun itu mereka menuai tepuk tangan, namun sekaligus kemarahan dari aktivis penyayang binatang.
Akhirnya Minggu (1/5), 11 gajah artis Ringling Bros and Barnum & Bailey Circus melangsungkan parade terakhirnya. Bersama The Greatest Show on Earth, Bonnie, Juliette, dan sembilan gajah betina asal Asia lainnya pentas perpisahan sebelum turun panggung.
Menurut Stephen Payne juru bicara perusahaan pemilik sirkus itu, Feld Entertainment, gajah-gajah itu akan meninggalkan tiara yang biasa dipakai dan euforia panggung. Sebagai gantinya, mereka berkelana sejak Senin (2/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka akan dibawa ke Center for Elephant Conservation di Florida. Area seluas 80 hektare itu juga masih dimiliki sirkus Ringling.
Keputusan untuk pensiun itu, mengutip Reuters, lebih cepat dari rencana. Seperti SeaWorld Entertainment Inc yang secara bertahap mengurangi pertunjukan pausnya, itu membuktikan betapa kuat desakan para aktivis penyayang binatang terhadap perlakuan AS pada hewan di dunia hiburan.
Namun para aktivis dari beberapa kelompok penyayang binatang beranggapan jalan AS menuju penyelamatan binatang masih jauh.
Katie Arth juru bicara PETA mengatakan, bahkan setelah gajah-gajah sirkus Ringling melakukan pertunjukan terakhir di Wilkes Barre, Pennsylvania dan Providence, Rhode Island, perjuangan mereka belum tuntas.
Masih ada 69 gajah yang menjadi milik kelompok sirkus yang lebih kecil di AS. Beberapa dari mereka sampai pincang atau lumpuh karena terlalu sering dipamerkan atau dipaksa bekerja keras. Sebagian lagi dikurung karena sengaja dibiarkan beranak-pinak.
Binatang selain gajah yang juga sering menjadi bahan pertunjukan sirkus di AS termasuk Ringling, adalah 28 macan, enam singa, satu leopard, dua kanguru, dan satu ular piton.
Sebenarnya, sudah ada payung hukum untuk kegiatan sirkus semacam itu. Setidak 17 negara menegaskan bahwa pentas sirkus yang melibatkan binatang liar adalah ilegal. Namun praktiknya, mereka masih "legal" di AS.
Fasilitas Pensiun DikritikMeski gajah-gajah sirkus Ringling sudah pensiun dan akan menuju rumah baru yang lebih "manusiawi," aktivis masih mengkritik fasilitas mereka di Polk City, Florida itu.
"Itu tidak lebih dari fasilitas pembiakan. Di mana gajah-gajah dirantai selama sekitar 16 jam per hari atau mungkin lebih di gudang berlantai [bukan tanah] dan masih dipukuli dengan tongkat," kata Arth, aktivis PETA.
Kalau pun diizinkan keluar, ia melanjutkan, gajah-gajah itu hanya akan mendapat ruang yang sempit. Lapangan mereka pun tandus.
Tudingan itu langsung dibantah oleh Payne. Menurutnya, itu merupakan pandangan aktivis penyayang binatang ekstrem yang hanya ingin menjadi pemberitaan. PETA, katanya, tidak banyak tahu soal fasilitas mereka untuk gajah.
Payne menjelaskan, fasilitas Ringling di Florida fokus pada konservasi, pembiakan, dan penelitian. Di fasilitas itu pula diadakan studi untuk menentukan mengapa gajah-gajah menghadapi risiko kanker yang lebih rendah dibanding manusia padahal tubuh lebih besar.
Oktober lalu, Reuters pun sempat mengunjungi fasilitas yang dimaksud.
Terlihat gajah-gajah berkelompok dan area yang cukup subur dan lapang untuk mereka berjalan bahkan bermain. Malam harinya gajah-gajah itu tidur di kandang yang luas. Kaki mereka memang dirantai, tapi itu hanya untuk mengantisipasi agar tak saling curi makanan.
Ringling menegaskan, di fasilitas itu gajah-gajah dipastikan mendapat makanan berkualitas, termasuk rumput dan jerami. Mereka sesekali juga akan diajak jalan-jalan.
(rsa)