'Napas Terakhir' Toko Musik Legendaris di Chicago

Muhammad Andika Putra | CNN Indonesia
Kamis, 26 Mei 2016 07:38 WIB
Shake Rattle And Read yang menjual rilisan fisik musik sejak 1966 harus menutup gerainya dan beralih ke penjualan daring, demi adaptasi dengan teknologi.
Ilustrasi rilisan fisik musik. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Era semakin digital, termasuk di dunia musik. Toko yang menjual rilisan fisik pun semakin berkurang. Banyak pencinta musik yang beralih membeli lagu atau album favoritnya lewat layanan penyedia konten digital. Tidak jarang pula yang memilih mendengarkan musik lewat layanan streaming secara gratis.

Toko musik yang masih mengandalkan hidup pada rilisan fisik hidup segan mati tak mau. Mereka harus punya cara kreatif untuk berjuang menghadapi kemajuan teknologi jika tak mau mati.

Di Indonesia, salah satu toko musik besar sudah menutup beberapa gerainya dan beralih ke penjualan daring. Itu juga dilakukan salah satu toko musik di Chicago, Shake Rattle And Read. Sebagai penanda "napas terakhir" mereka sebagai toko fisik, Shake Rattle And Read rela membagikan rilisan fisik secara cuma-cuma. Toko itu memperbolehkan orang untuk mengambil CD, piringan hitam dan buku sebanyak mungkin pada jam kerja dari tanggal 24 sampai 25 Mei.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi pada hari Selasa (24/5) dan Rabu (25/5) kami buka dari jam 12 siang sampai jam 6 sore dan semuanya gratis. Bawa tas kalian dan ambil sebanyak yang kalian mau," tulis Shake Rattle And Read dalam akun Facebook mereka.

Mengutip NME, pemilik Shake Rattle And Read, Rick Addy menyatakan bahwa layanan musik streaming yang membuatnya menutup toko itu.

"Saya berkecimpung di dunia bisnis sudah sejak lama," kata Addy. Ia menambahkan, dirinya harus beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi. "[Kemajuan) teknologi itu bijaksana. Sekarang saya hanya akan menjadi penjual online. Dengan begitu saya akan tidak melewatkan toko fisik dan kontak fisik dengan pembeli," kata Addy melanjutkan.

Katanya lagi, "Masih ada orang yang suka membeli rilisan fisik. [Tapi penjualan] CD saat ini sudah menurun, orang-orang akan beralih ke piringan hitam."

Berdasarkan survei salah satu media Inggris, dalam 25 tahun terakhir toko musik yang menjual rilisan fisik memang menurun sebanyak 90 persen. Shake Rattle And Read sendiri adalah toko rilisan fisik legendaris yang sudah berdiri sejak 1966. Toko itu akan resmi ditutup pada Sabtu (28/5) mendatang dengan penampilan dari band Addy, The Pogo Ponies. (rsa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER