Jakarta, CNN Indonesia -- Kebagian peran sebagai pria bernama Satya, sejak muda sampai menikah dan menjadi ayah, di film
Sabtu Bersama Bapak sempat dirasakan berat oleh aktor tampan Arifin Putra.
Bukan lantaran ia masih bujang sehingga harus “kursus menjadi ayah” dengan penulis novel/naskah film
Sabtu Bersama Bapak, Adhitya Mulya, namun di balik itu, ia pribadi menyimpan kisah sedih bersama ayah kandungnya.
Saat ditemui di sebuah mal di Jakarta, baru-baru ini, Arifin bercerita bahwa kedua orang tuanya telah lama bercerai. Tepatnya sejak 1999, ketika ia masih berusia 13 tahun. "Dan sejak tahun '99 pun aku belum ketemu lagi sama ayah aku," katanya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang bintang
The Raid 2: Berandal berniat untuk mencari ayahnya, Axel Scheunemann, namun tidak tahu di mana gerangan berada. "Aku
targetin, pas umur 18 tahun, mau
nyari [ayah]. Tapi pas
udah 18 tahun, enggak ada keinginan untuk
nyari.”
Bagaimanapun, rasa rindu tetap ada. Ia mengenang, "Khususnya pas awal-awal, karena kan pas umur 13 tahun, apalagi cowok, itu baru mulai kenal pubertas, bandel, baru
ngerti cewek itu apa. Alangkah baiknya ada seorang ayah yang bisa
ngasih bimbingan."
Diakui pria kelahiran Mainz, Jerman, 1 Mei 2987 ini, kenangan bersama sang ayah yang paling melekat dalam benaknya, saat menyusuri hutan di sekitar Taman Safari, di kaki Gunung Gede-Pangrango. Kegemaran bertualang Axel pun menular ke Arifin.
"Kenangannya positif,” tutur Arifin yang sempat menjadi bolang atau bocah petualang. “Dia kebetulan ada semacam pabrik pengolahan dekat Taman Safari di Puncak. Ada vila juga di sana. Kadang hari Sabtu atau Minggu, jalan-jalan di hutan sekitar situ.”
Meski kebersamaan tak berlangsung lama, Arifin mengaku banyak belajar dari sang ayah, terutama soal ketepatan waktu dan kedisiplinan. Kini, tanpa ayah di sisinya, pemilik nama panjang Putra Arifin Scheunemann ini meneguhkan diri agar mandiri.
Kemandirian mendorong Arifin tegas menentukan pilihan. Apalagi kedua orang tuanya tidak pernah mengekang. Sekalipun tidak disampaikan secara spesifik, diakui Arifin, kedua orang tuanya justru memberikan kebebasan untuk bekerja atau berkuliah.
“Yang penting, kamu selalu seratus persen,” Arifin menirukan kata-kata bijak kedua orang tuanya. “Karena setiap plihan kamu ada konsekuensinya. Jadi kamu harus bertanggung jawab dengan pilihan kamu.’”
[Gambas:Youtube] (vga/vga)