Pertalian Indah Seniman Polandia dan Jatiwangi

Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Rabu, 29 Jun 2016 18:03 WIB
Kelompok seniman Polandia menggarap sejumlah proyek bersama komunitas Jatiwangi Art Factory (JaF), Jawa Barat.
Social Design for Social Living, pameran karya seniman Polandia bekerja sama dengan seniman Indonesia. Diadakan di Galeri Nasional Indonesia mulai 28 Juni-22 Juli 2016. (CNN Indonesia/Munaya Nasiri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bila seni dikatakan sebagai salah satu media yang mampu menjembatani segala perbedaan, boleh jadi ada benarnya. Hal ini dibuktikan oleh pertalian indah seniman Polandia dan Indonesia yang terjalin dua tahun belakangan.

Yayasan Art and Present Time bekerja sama dengan Centre for Contemporary Art Ujazdowski Castle Warsaw membuat proyek jangka panjang yang terdiri atas residensi artistik dan penelitian serta kegiatan kesenian yang meliputi seni visual, desain, arsitektur, serta pameran.

Ide berpameran di Indonesia diusung oleh dua kurator asal Polandia, Marianna Dobkowska dan Krzysztof Łukomsi. Sejak awal, komunitas seni Polandia memang mencari rekan untuk berdiskusi dan beraktivitas. Akhirnya, Marta Frank, desainer Polandia, bertemu sebuah komunitas di Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komunitas tersebut, Jatiwangi Art Factory (JaF), berlokasi di Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. Dari situ lah, Frank dan beberapa seniman lain berkolaborasi dengan JaF untuk menggarap sejumlah proyek di lokasi Jatisura. Konsep dan karya mereka akhirnya dipamerkan.

Pameran tersebut bertajuk Social Design for Social Living. Uniknya, tidak hanya menampilkan hasil karya, melainkan juga proses pembuatan karya. Semua dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia di Jakarta, mulai 28 Juni hingga 22 Juli 2016, berbarengan dengan lokakarya dan pemutran film pendek.

"Kalau kita berbicara soal sosial, tentu harus ada diskusi dan obrolan antara para pengunjung pameran dengan para seniman," ujar Krzysztof yang turut menyeleksi film pendek. Pameran ini juga melibatkan Akademi Desain Sosial serta sejumlah mahasiswa asal Jakarta dan Bandung dalam sesi lokakarya dan diskusi.

Nantinya, para mahasiswa akan bahu membahu dengan para seniman selama menjalankan tugasnya sebagai penutur bagi para pengunjung tentang karya-karya yang dipamerkan. Ini sesuai keingian Krzysztof agar “ruangan ini bukan hanya untuk pameran tapi juga untuk berinteraksi dengan seniman-seniman.”

Dengan begitu, diyakini Marianna, “suasana akan lebih interaktif. Ini adalah sebuah pameran dan pertemuan. Sehingga jika kalian datang setiap harinya, akan melihat suasana yang berbeda. Karena semua ini tergantung pada pengunjung yang datang.”

Demi menghormati libur Hari Raya Idul Fitri, pameran seni ini akan berlangsung dua tahap. Tahap pertama, pada 28 Juni-1 Juli, akan menampilkan karya para seniman dan beberapa lokakarya dan diskusi seni. Kemudian akan dilanjutkan kembali pada 12-22 Juli yang akan lebih banyak mengadakan lokakarya dan presentasi seni untuk masyarakat umum.

Pameran ini juga didukung oleh Kementerian Kebudayaan dan Warisan Nasional Republik Polandia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kedutaan Besar Polandia di Indonesia, serta Duta Besar Republik Polandia untuk Indonesia Tadeusz Szumowski.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER