Jakarta, CNN Indonesia -- Di atas panggung, Madonna bisa saja bertingkah gila. Ia bisa mencium atau menepuk bokong lawan duetnya. Di media sosial, caranya mengekspresikan amarah atau kegembiraan tak kalah heboh. Ia bisa memaki maupun tertawa.
Tapi di balik itu semua, sang pelantun
Like a Virgin sebenarnya punya hati yang lembut. Ia juga bisa menangis, terutama jika menyangkut anak-anak yang menjadi korban pemerkosaan. Tangisan Madonna disaksikan masyarakat sipil Afrika.
Diberitakan Reuters, penyanyi 57 tahun itu mendengarkan dengan saksama saat seorang pria bercerita bagaimana anak perempuannya yang masih berusia lima tahun sudah menjadi korban pemerkosaan. Pelakunya tetangganya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Madonna lantas tak kuasa menahan air mata.
Pria itu dan keluarganya tinggal di perkampungan kumuh Kibera di Nairobi, Kenya. Madonna kebetulan bertemu dengannya saat berkunjung ke Kibera yang dikenal sabagai perkampung kumuh terbesar di Afrika, dua hari di akhir pekan lalu.
Juru bicara Madonna menerangkan, kunjungannya ke Kibera adalah untuk melihat peluang meningkatkan taraf hidup orang-orang setempat.
"Itu sungguh perbincangan yang luar biasa tentang realita kekerasan yang terjadi di kehidupan orang-orang ini," ujar Trevor Neilson, pengelola yayasan Raising Malawi dan Ray of Light Foundations milik Madonna. Neilson menemani sang Rebel Heart selama kunjungannya di Afrika.
Kata Neilson, "Cerita-cerita itu membuat Madonna menangis."
Tidak hanya bersama rekannya, Madonna juga membawa empat anaknya ikut serta dalam kunjungan itu. Tapi ia tidak membiarkan anak-anaknya bersenang-senang dalam hedonisme.
Madonna mengunggah video ke Instagram yang memperlihatkan anak-anaknya ikut membersihkan jalanan, saluran got, dan menggambar mural.
Selain itu, Madonna juga sempat bertemu Ibu Negara Kenya, Margaret Kenyatta pada Senin (4/7). Mereka mendiskusikan kerja sama yang mungkin dilakukan, terutama soal ibu hamil dan anak-anak. Tujuan mereka satu, menghapus kekerasan gender.
"Pemikiran mendasar Madonna adalah bahwa tidak ada anak-anak dan perempuan yang boleh dijadikan korban kekerasan, di mana saja. Titik."
Betapa Madonna diterima di Kenya, berbanding terbalik dengan apa yang pernah terjadi saat mengunjungi Malawi, 2013. Saat itu ia dituding mengharapkan pamrih pemerintah Malawi, mengingat dirinya mengadopsi dua anak lokal dan berkontribusi membangun ruang kelas di sana.
(rsa)