Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah hampir setengah abad silam, dunia kehilangan bakat hebat dari tangan seorang penulis novel fiksi kriminal asal Inggris, Agatha Christie. Jika masih hidup, penulis kelahiran 15 September 1890 itu seharusnya berusia 126 tahun hari ini.
Christie merupakan bungsu dari tiga bersaudara. Ia lahir dengan nama asli Agatha Mary Clarissa Miller. Sejak kecil ia diasuh dan dididik oleh sang ibu, yang juga menjadi orang pertama dalam mengarahkannya pada pengembangan bakat menulis.
Sejak kecil Christie sudah menjadi gadis yang pandai berimajinasi dan menciptakan karakter. Menginjak usia 16 tahun, Christie pindah ke Paris dari tanah kelahirannya di Torquay, Inggris Raya. Di sana lah ia belajar menyanyi dan bermain piano.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 1914, ia menikah dengan kolonel bernama Archibald Christie yang juga seorang pilot Royal Flying Corps dan perawat selama perang Dunia I. Sejak itulah nama belakangnya berubah mengikuti nama sang suami. Entah apa yang mendorong Christie menulis pertama kali. Yang jelas buku itu jadi pijakan pertamanya populer.
Christie mulai menerbitkan novel pertama pada 1920. Usianya 30 tahun saat itu. Tak disangka, novel berjudul
The Mysterious Affair at Styles itu membuatnya menjadi penulis kriminal paling terkenal dalam sejarah, bahkan hingga masa kini.
Buku pertamanya fokus pada cerita pembunuhan seorang ahli waris kaya raya. Ia memperkenalkan pembaca pada satu karakter terkenalnya, detektif Hercule Poirot.
Sejak itu Christie membidani kisah-kisah misteri tak lekang masa seperti
Murder at the Vicarage, Partners in Crime, dan
Sad Cypress. Novelnya terjual miliaran kopi.
Meski dikenal piawai menuliskan cerita-cerita misteri, Christie punya talenta lain yang tersembunyi. Ia rupanya juga menulis roman dan cerita pendek. Christie pun dikenal sebagai seorang dramawan. Namun, penulis yang dijuluki Ratu Kriminal itu mengembuskan napas terakhir pada 12 Januari 1976, dalam usia 85 tahun.
Awal Ketenaran dan Cobaan BeratSetelah
The Mysterious Affair at Styles, pada 1926 Christie kembali merilis buku. Judulnya
The Murder of Roger Ackroyd. Buku itu mampu menggebrak pasar sebagai genre klasik dan satu yang paling digemari dari karyanya sepanjang masa.
Meski meraih kesuksesan, tahun itu menjadi cobaan yang berat untuknya. Sang ibunda meninggal dunia. Suaminya mengaku menjalin hubungan dengan wanita lain.
Trauma dengan hal-hal itu, Christie sempat menghilang selama beberapa hari sebelum ditemukan pihak berwenang. Kala itu, dirinya bersembunyi di hotel Harrogate dan masuk menggunakan nama selingkuhan suaminya.
Tak tahan dengan hubungan itu, ia memutuskan bercerai pada 1928 dan menikah lagi dengan Max Mallowan seorang profesor arkeologi pada 1930.
Di tahun pernikahannya yang ke-dua, ia merilis buku
Murder at the Vicarage. Itu menjadi kisah klasik lainnya dan memperkenalkan karakter wanita Miss Jane Marple.
Piawai Menciptakan Karakter
 Salah satu karya Agatha Christia. (Dok. HarperCollins e-books) |
Yang membuat karya-karya Christie begitu dicintai, selain mampu menghadirkan kisah yang membekas di benak pembaca ia juga pandai menciptakan karakter ikonik.
Karakter Poirot dan Marple misalnya. Dua karakter itu muncul dalam puluhan novel dan cerpen miliknya. Karakter Poirot paling banyak muncul, misalnya dalam novel
Ackroyd, The Mystery of the Blue Train (1928), dan
Death in the Clouds (1935).
Sedangkan Marple banyak muncul novel berjudul
The Moving Finger (1942) dan
A Pocket Full of Rye (1953). Tak hanya lewat cerita, karakter itu pun dimunculkan dalam film. Yang memerankannya: Angela Lansbury, Helen Hayes, dan Geraldine McEwan.
Selain Marple dan Poirot, karakter terkenal lainnya yang diciptakan Christie termasuk Tuppence dan Tommy Beresford, Colonel Race, Parker Pyne, dan Ariadne Oliver.
Menjual Lebih Dari Dua Miliar Salinan BukuSepanjang hidupnya, Christie telah menulis lebih dari 70 novel detektif serta cerita fiksi pendek. Untuk dua kisah roman
Unfinished Portrait (1934) dan
A Daughter's a Daughter (1952), ia menggunakan nama samaran yaitu Mary Westmacott.
Berkat produktif menulis kisah-kisah itu, ia kerap dijuluki sebagai 'Ratu Kejahatan' dan 'Ratu Misteri.' Ia pun dianggap ratu dari segala genre penerbitan. Di genre drama, ia melahirkan sejumlah karya seperti
The Hollow (1951) dan
Verdict (1958).
Selain di balik layar, Christie juga pernah bertindak langsung sebagai pemain dalam drama
The Mousetrap yang dibuka pada 1952 di Teater Ambassador. Karya itu punya lebih dari 8.800 pertunjukkan selama 21 tahun.
The Mousetrap pun memegang rekor sebagai pentas jangka terpanjang dan tak terputus di teater London.
Karya Christie juga difilmkan, termasuk
Murder on the Orient Express (1974) dan
Death on the Nile (1978).
Hebatnya Sang Ratu, ia bukan hanya produktif tapi juga laris. Dilansir laman
Biography, Christie dinobatkan sebagai penulis terlaris dalam sejarah, dengan karyanya yang terjual lebih dari dua miliar eksemplar di seluruh dunia.
Christie baru mulai mengurangi kegiatannya sejak 1971, saat usianya sudah menginjak 81 tahun. Kemunculan terakhirnya di industri seni adalah pada 1974, saat ia tampil untuk publik pada malam pembukaan pentas
Murder on the Orient Express.Tepat dua tahun setelahnya, ia meninggal dunia.
(rsa)