Perang Kurusetra Membara di Indonesia

Rahman Indra | CNN Indonesia
Rabu, 28 Sep 2016 04:16 WIB
Setelah bagian pertama di Kamboja dan kedua di India, kisah Mahabharata bagian ke-tiga Perang Kurusetra, dipentaskan di Indonesia.
Perang Mahabharata akan dipentaskan di Indonesia. (Dok. Hiroshi Koike Bridge Project)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah bagian pertama di Kamboja dan kedua di India, kisah Mahabharata bagian ke-tiga Perang Kurusetra, dipentaskan Hiroshi Koike Bridge Project di Indonesia.

Kisah epik Mahabharata, dengan karakter Pandawa dan Kurawa, sudah sangat populer di dunia. Sosok Arjuna, Kresna, Yudistira, Drupadi dan atau Dursasana begitu familiar di telinga. Cerita yang diusung Mahabharata pun bersifat universal sehingga siapa pun akan dapat merasa terhubung dengannya.

Inilah salah satu alasan sutradara teater asal Jepang, Hiroshi Koike lalu menciptakan versinya sendiri atas epos kuno India, Mahabharata tersebut, yang kemudian ia bagi dalam lima bagian, lalu dibedah lagi menjadi dua bagian besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hiroshi berambisi gubahan akan kisah Mahabharata versinya ini akan menjadi proyek kolaborasi internasional yang akan terus berlanjut selama delapan tahun, dari 2013 hingga 2020.

Untuk misinya ini, sutradara kelahiran Hitachi, Jepang tersebut mengusung Hiroshi Koike Bridge Project (HKBP) yang ia bentuk pada pertengahan 2012 dengan tujuan menciptakan ‘jembatan’ antara batas budaya, waktu dan negara dalam proyek kesenian.

Sebelum mementaskannya di Indonesia, HKBP telah lebih dulu tampil di Kamboja, India dan Jepang. Diawali pada 2013, Hiroshi mementaskan Mahabharata Part 1 di Kamboja dengan melibatkan seniman dari empat negara di Phnom Penh dan Hanoi.

Pada 2014, Mahabharata Part 2 diproduksi di India. Tahun lalu, Mahabharata Part 2.5 (B-War) diproduksi di Jepang dengan melibatkan seniman dari berbagai negara di Asia dan digelar di Thailand, Shanghai, Manila dan Tokyo.

“Tahun ini, saya membawa kisah bagian ketiga dari Mahabharata ke Indonesia, dengan melibatkan sejumlah penari dari Indonesia,” ujar Hiroshi saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Selasa (27/9).

Dalam agendanya, Mahabharata Part 4 dijadwalkan akan dipentaskan di Thailand pada 2017, Mahabharata bagian besar pertama di Malaysia pada 2018, Mahabharata bagian besar kedua di India pada 2019, serta diakhiri dengan Mahabharata secara utuh pada 2020, bertepatan dengan Olimpiade Tokyo, dan lalu dipentaskan keliling dunia.

Perang Kurusetra

Bagian ketiga dari kisah Mahabharata dimulai dari persiapan perang antara keluarga Pandawa dan Kurawa, diikuti dengan perangnya itu sendiri dan pasca perang.

Dikisahkan Arjuna/Kresna bertarung melawan pasukan berani mati, dan Abimanyu dengan putus asa melindungi Yudistira.

Sementara, pasukan Kurawa bersama Dorna menyerang dengan sengit. Dua pertempuran berlangsung, Arjuna/Kresna melawan pasukan berani mati, dan pasukan Kurawa melawan Yudistira/Abimanyu.

“Kisah ini mempertanyakan kembali, apa yang lebih penting dari moral?” ujar Hiroshi.

Ia yakin, kisah epic Mahabharata akan terhubung dengan penikmatnya. Meski kemudian ada gubahan di sana-sini yang ia lakukan.

Gubahan tersebut di antaranya hanya melibatkan sembilan orang pemain (yang berakting dan juga menari), dengan setiap pemain dapat berperan hingga tiga karakter.

Seperti Carlon Matobato asal Filipina yang berperan sebagai Kresna, Karna dan Kartamarma. Lalu, ada Gunawan Maryanto (Indonesia) sebagai Yudistira, Sanjaya dan Durna. Koyano Tetsuro (Jepang) sebagai Bima, dan Bisma. Lee Swee Keong (Malaysia) sebagai Duryudana, dan Puteri Utara.

Riyo Tulus Pernando (Indonesia) berperan sebagai Drestajumena. Sandhidea Cahyo Narpati (Indonesia) sebagai Abimanyu, dan Aswatama. Shirai Sachiko (Jepang) sebagai Desarastra dan Drupadi. Suryo Purnomo (Indonesa) sebagai Arjuna dan Dursasana.  Serta Wangi Indriya (Indonesia) sebagai Kunti, Kripa, Amba, dan Srikandi.

Para pemain ini, kata Hiroshi, telah melalui proses audisi yang menurutnya paling tepat membawakan pentas Mahabharata. Sutradara yang juga penulis naskah ini mengaku tertarik dengan kolaborasi tari tradisi Indonesia dan kontemporer yang kemudian menjadi suguhan utama dalam pementasan.

Berbagai adaptasi

“Pertunjukan juga mengutamakan musik, gerak dan bahasa sebagai satu harmonisasi,” ujar Hiroshi menambahkan.

Dalam pementasan ini, ia menggunakan lima bahasa pengantar, yakni Tagalog, Jepang, Indonesia, Inggris dan Jawa. Meski akan didampingi dengan teks terjemahannya, Hiroshi mengatakan bahwa yang utama dalam pementasan adalah penyampaian cerita lewat gerak di atas panggung.

Selain cerita dan karakter, modifikasi adaptasi lainnya yang dilakukan Hiroshi adalah dalam hal kostum para pemeran yang dirancang desainer fesyen asal Yogyakarta, Lulu Lutfi Labibi. Katanya, setiap kostum disesuaikan dengan karakter cerita.

Sebagai pelengkap, ia kemudian menggunakan topeng karya seniman Bali, I Made Sutiarka, sebagai penanda pergantian karakter dari satu dengan lainnya.  

“Saya berharap publik di Indonesia menikmati gubahan epic Mahabharata ini, karena menjadi karya kolaborasi dengan banyak adaptasi,” ujarnya.

Pementasan Mahabharata Part 3, Kurusetra War yang diusung HKBP bersama Yayasan Kelola dan Teater Garasi ini telah dipentaskan di Yogyakarta pada 24 dan 25 September 2016.

Pementasan berikutnya berlangsung di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta pada 28 dan 29 September 2016. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER