Jakarta, CNN Indonesia -- Koar-koar Donald Trump mengganggu banyak pihak, termasuk musisi punk feminis asal Rusia, Pussy Riot. Kali ini bukan soal komentar Trump atas para imigran, Muslim, atau perkataan cabul terhadap perempuan. Pussy Riot terganggu atas kekaguman Trump pada Vladimir Putin.
Pussy Riot memang sudah lama membenci Sang Presiden Rusia. Ketika sekarang Trump mengangumi Putin, padahal hubungan Amerika dan Rusia tidak akur, kedua pihak itu mendapat tanggapan yang sama dari Pussy Riot. Mereka sampai membuat musik khusus untuk Trump.
Mengutip
Salon, Pussy Riot meluncurkan video musik terbaru di NSFW, berjudul
Make America Great Again. Video itu mengajak membayangkan apa jadinya jika Trump terpilih sebagai Presiden AS. Trump diajukan Partai Republik, melawan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video yang diluncurkan Pussy Riot berisikan sindiran untuk Trump. Di awal video, terlihat dengan antusias Pussy Riot mengumumkan dengan senang bahwa Trump—yang disebutnya sebagai sosok favorit semua orang—terpilih sebagai Presiden AS. Kutipan pidato Trump ditampilkan.
[Gambas:Youtube]
“Kami akan membuat Amerika sangat hebat kembali,” kata Trump mengklaim, di video itu.
Tapi berikutnya, hanya konflik demi konflik yang ditampilkan. Orang-orang bentrok di jalanan dengan polisi atau sesamanya. “Tidak ada lagi Muslim, tidak ada lagi orang Meksiko,” tutur Pussy Riot yang berakting selayaknya pembaca berita profesional.
Sebelum memulai bernyanyi, Pussy Riot menampilkan sindiran lain seperti seorang perempuan yang dicap dengan ‘
outsider’ karena berpaspor Rusia. Sindiran lain yang tak kalah pedas, melabeli perempuan dengan ‘
fat pig,’ ‘
pervert,’ dan ‘
she made an abortion.’
“Tidak [boleh] ada lagi payudara kecil,” tuturnya lagi, dalam video yang sama.
Lirik dalam lagu
Make America Great Again itu tidak kalah menyindir. Lirik itu bicara soal imigran, kawin campur, posisi perempuan dan laki-laki, status, dan sebagainya. Semua diputarbalikkan dari komentar-komentar yang pernah terlontar dari mulut Trump.
Sebelumnya, baru beberapa hari lalu Pussy Riot merilis video
Straight Outta Vagina, yang digarap oleh sutradara Phillip R Lopez. “Kami senang dan bangga menunjukkan ‘vagina’ kami ke dunia,” kata Pussy Riot, seperti dikutip dari NME.
Video yang diunggah ke YouTube itu bertuliskan keterangan, “Kekuatan dan seksualitas wanita belum ditemukan, didiskusikan, dipertunjukkan, dipertontonkan.” Video itu menunjukkan betapa selama ini perempuan masih menjadi budak, selama berabad-abad.
[Gambas:Youtube]Keterangan video itu di YouTube juga menyatakan, “Pemilik vagina bukanlah seekor kera oranye bodoh yang mengklaim dia bisa dengan mudah menarik perempuan dengan [menyentuh] vagina mereka. Pemilik vagina itu perempuan.” Pernyataan itu juga menyindir Trump, yang belakangan ini dihebohkan rekaman pernyataan cabulnya soal meraba-raba tubuh perempuan.
Pussy Riot bukan musisi pertama yang menyindir Trump lewat lagu. Sudah banyak musisi lain yang merilis lagu khusus untuk berkampanye anti-Trump. Di satu sisi, banyak musisi Amerika yang dengan sadar membuat diri mereka menjadi pendukung Clinton di kampanye-kampanyenya.
(rsa)