Jakarta, CNN Indonesia -- Lama tak menyapa penggemar dengan pertunjukan tunggal, grup band KLa Project akan kembali lewat gelaran konser bertajuk ‘Passion, Love, and Culture.’ Rencananya konser itu akan digelar secara istimewa pada 15 Desember 2016, di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
Grup yang digawangi Katon Bagaskara (vokal), Romulo 'Lilo' Radjadin (gitar), dan Adi Adrian (piano) itu menuturkan, konser mereka nanti hendak dibalut lewat kemasan unik.
"Pertama kalinya, kami akan menggabungkan unsur musik etnik atau tradisional ke dalam lagu-lagu kami. Dahulu sudah buat konsep akustik, elektronik, techno, orkes, sekarang kami mencoba dengan musik tradisional," ujar Lilo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Katon menambahkan, konser nanti juga sebagai perayaan 28 tahun mereka berkarya. "Kami sudah 28 tahun, biasanya setiap tahun membuat konser, tapi dua tahun kami vakum. Jadi saat ini momennya merayakan 28 tahun," ujar Katon.
Terakhir kali mereka menggelar konser yakni pada 13 November 2013, di Jakarta Convention Center. Konsernya kali ini, disebut akan menjadi konser terbesar KLa Project untuk menutup tahun 2016, setelah grup itu melakukan sejumlah pertunjukan di beberapa kota di Indonesia.
Adi sang pianis dari band yang dibentuk sejak 1988 itu ditunjuk oleh dua personel lainnya untuk 'memotori' perihal konsep musik yang akan dihadirkan. Ia menjelaskan, unsur musik etnik yang menjadi konsep hendak dieksplor lebih dalam pada lagu mereka dengan menggandeng pemain musik etnik dari berbagai daerah.
"Bentuk etnik yang akan ditampilkan lewat aransemen musik daerah seperti gamelan Bali, Jawa, Sunda, Batak, Saluang dari Minang dan banyak lainnya," kata Adi.
Adi kemudian mengatakan bahwa konsep itu menjadi tantangan bagi grupnya yang telah lama melanglang buana di industri musik Indonesia untuk menghadirkan hal yang tidak itu-itu saja.
"Tantangannya justru di situ. kami selalu bersemangat dan tidak berhenti mencari, juga mendalami. Kami juga tidak sekadar manggung tapi juga mengeksplorasi seniman," ujar Adi.
Ia juga menjanjikan bahwa konsep penggabungan itu tak seperti sebelum-sebelumnya. “Biasanya musik tradisional ikut ke musik modern, tapi kami tidak ingin seperti itu, kami yang akan mengikuti musik tradisionalnya."
Adi kemudian menambahkan bahwa konser itu sekaligus menjadi bentuk apresiasi KLa Project untuk musik daerah di Indonesia yang kaya. "Kami belum pernah tahu etnik musik Indonesia apa saja, jadi sekalian belajar," imbuhnya.
Lilo bercerita, kala ikut mendalami prosesnya, ia sampai tertarik untuk membeli alat musik gamelan. Ia tak menyangka kalau harganya sangatlah mahal, bahkan mencapai ratusan juta.
"Tidak mudah mereka itu sering dianggap biasa mainnya di kawinan, taman hiburan, dan budgetnya masuk akal [murah], padahal untuk bikin alatnya 'ongkosnya' itu bisa sampai Rp300 juta, bahkan kalau beli jadi bisa Rp500-600 juta," kata Lilo yang kemudian.
Itu menambah dirinya yakin bahwa musik tradisional perlu diapresiasi.
Selain menampilkan sejumlah lagu hits dalam versi aransemen musik etnik, konser itu nantinya juga akan menampilkan musik dalam bentuk aransemen aslinya.
"Secara keseluruhan konsepnya pop-etnik, bukan etnik saja. Kami juga mempertimbangkan selera penggemar KLa Project, artinya akan tetap ada aransemen musik lama sebagai jati diri kami," tambah Johan.
KLa Project awalnya dibentuk dengan empat personel, termasuk Ari Burhani (drum). Mereka mengawali langkahnya di industri musik Indonesia lewat album KLa pada 1989. Dari album tersebut, grup itu berhasil mencetak hits seperti
Rentang, Asmara, Tentang Kita, Waktu Tersisa, dan
Laguku.
Selang tiga tahun, mereka merilis album ke-dua yang bertajuk
Kedua. Album inilah yang kemudian melahirkan lagu hits dan membuat mereka semakin dikenal yakni
Yogyakarta. Sementara, pada 1992 mereka merilis album ke-tiga,
Pasir Putih.Pasca perilisan album ketiganya, Ari memutuskan untuk keluar dan beralih peran menjadi manajer band. Pada 2001, Lilo pun menyusul Ari untuk keluar dari band tersebut, KLa Project tetap berjalan dengan menambah personel dan memperkenalkan nama baru NuKLa pada 2004.
Hingga pada 2009, KLa memutuskan kembali bersama melanjutkan perjalanan mereka yang sempat terhambat, dengan formasi tiga personel. Sampai saat ini, KLa Project telah melahirkan sebanyak sembilan album studio, enam album kompilasi, serta satu proyek khusus bertajuk
New Project dengan nama NuKLa pada 2004.
KLa Project berharap, konser ‘Passion, Love, and Culture’ dapat menghibur penikmat musik mereka baik dari usia yang sudah lanjut maupun remaja masa kini. Tiket konser tunggal KLa Project dibagi dalam empat kelas: Platinum, Gold, Silver dan Bronze yang dijual dengan kisaran harga dari Rp500 ribu hingga Rp2,25 juta.
(rsa)