Efek Rumah Kaca Anggap Isu Demo 4 November 'Kemunduran'

M. Andika Putra | CNN Indonesia
Jumat, 04 Nov 2016 11:15 WIB
Efek Rumah Kaca memilih menyampaikan pesan damai untuk menyeimbangkan keberagaman dan keberagamaan, lewat lagu.
Efek Rumah Kaca berkomentar soal demo 4 November. (CNN Indonesia/Ajeng Dinar Ulfiana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Efek Rumah Kaca (ERK) melihat demo hari ini, Jumat (4/11) sebagai sebuah gerakan mundur. Cholil Mahmud sang vokalis mengatakan, aksi demo sebenarnya merupakan suatu hal yang wajar, apalagi di negara demokrasi yang membebaskan masyarakatnya mengeluarkan pendapat.

Namun ketika isu yang diangkat itu-itu saja, masalah masa lalu, menurutnya itu seperti kembali ke belakang. “Kalau materi demo hal yang begitu saja, kita enggak ada kemajuan.”

Saat berkunjung ke kantor redaksi CNNIndonesia.com Cholil imbuh menuturkan, “Misalnya demo karena perbedaan agama, perbedaan ras. Mungkin mereka akan mengusulkan nanti calon presiden tidak boleh beretnis tertentu, itu sebenernya balik lagi ke belakang.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demo 4 November meributkan persoalan calon Gubernur DKI Jakarta incumbent, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang disebut-sebut menistakan agama dengan mengutip Surat Al-Maidah beberapa waktu lalu. Ahok sendiri sudah meminta maaf. Proses hukumnya juga masih berjalan, setelah dirinya dilaporkan ke Bareskrim Polri. Tapi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) masih bergerak, bahkan massa dari daerah-daerah.

Mereka yang masih bersikeras itu, dianggap Cholil kurang menerapkan toleransi. Hukum yang didasari salah satu agama saja, menurutnya, tak bisa serta-merta diterapkan di Indonesia hanya karena mayoritas warganya Muslim. Negeri Khatulistiwa punya landasan hukum sendiri.

“Sepertinya orang-orang mayoritas ini perlu merasakan jadi minoritas dulu. Jadi baru dia bisa menghargai kaum minoritas dengan tepat,” tutur Cholil berpendapat.

Ia sendiri berusaha meredam perbedaan melalui musik. Dikenal dengan lagu-lagu yang membawa isu sosial, ERK punya single berjudul Kuning yang bisa dibilang tepat menggambarkan kondisi Indonesia saat ini. Ada dua fragmen di lagu itu: Keberagaman dan Keberagamaan.

Cholil mengungkapkan, band yang digawanginya bersama Adrian Yunan (vokal), Akbar Bagus (drum), dan Poppie Airil itu membuat Kuning karena merasa seperti ada kebenaran tunggal di Indonesia. Kebenaran menurut kaum mayoritas, yang dalam konteks ini adlaah umat beragama.

"Jadi kebenaran versi dia, berarti yang lain salah dan dia berhak melaksanakan itu. Misalnya  dia agama Islam, dia pakai hukum Islam, boleh begini-begitu,” tutur Cholil tentang lagu yang berada dalam album Sinestesia yang dirilis pada Desember 2015 itu.

Dalam fragmen Keberagamaan, ada penggalan lirik seperti ini:

Manusia menafikan tuhan
Melarang atas perbedaan
Persepsi dibelenggu tradisi
Jiwa yang keruhpun bersemi
Nihil maknanya
Hampa surganya
Hampa

Sementara dalam fragmen Keberagaman, akan terdengar penggalan seperti berikut:

Beragam, berwarna
Lestarilah tumbuhnya
Bermacam agama
Dipancarkan cintanya
Semua bertautan

“Ketika menulis, kita berusaha menjernihkan pikiran dan hati. Inginnya [pesan lirik] itu sampai ke orang yang mendengar. Tanggapan pasti berbeda-beda, ada yang setuju dan ada beberapa juga yang kontra," kata Adrian, yang tercatat sebagai pencipta lirik lagu itu.

Kedua hal itu harus diseimbangkan dengan damai, menurut Cholil, sebagaimana hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. Selama ini, katanya, lebih banyak yang mengurusi hubungannya dengan Tuhan saja, tanpa diikuti habluminannas (hubungan antarmanusia). (rsa/asa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER