Memorabilia Sex Pistols Senilai Belasan Juta Dolar Dibakar

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Jumat, 25 Nov 2016 09:02 WIB
Itu sebagai bentuk penegasan bahwa musik punk sudah mati dan tidak punya andil terhadap masalah yang dihadapi generasi muda masa kini.
Pembakaran Itu sebagai bentuk penegasan bahwa musik punk sudah mati dan tidak punya andil terhadap masalah yang dihadapi generasi muda masa kini. (AFP PHOTO)
Jakarta, CNN Indonesia -- Musik punk sudah mati. Itu yang ingin disampaikan grup legendaris Sex Pistols. Dengan apa yang tersisa dari masa kejayaannya pada 1970-an, mereka ingin pesan itu diterima khalayak luas. Putra manajer Sex Pistols Malcolm McLaren menemukan cara terbaik untuk itu.

Seperti diberitakan Reuters, ia akan membakar memorabilia band yang pernah ditangani sang ayah pada Sabtu (26/11) esok. Itu sekaligus merupakan protes terhadap musik mainstream.

Dikatakan Joe Corre sang putra, ia akan membakar rekaman-rekaman Sex Pistols, busana atau kostum panggung mereka, sampai cenderamata lainnya. Rekaman langka, poster, juga baju yang dijahit sendiri oleh desainer Vivienne Westwood itu berharga US$6,24 juta sampai US$12,5 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu dilakukan bertepatan dengan 40 tahun perilisan lagu debut band yang membawanya ke masa keemasan, Anarchy in the UK. Kata Corre, ia sudah merencanakan hal itu sejak lama, tapi belum mendapat momen yang pas. Sekarang adalah waktu yang tepat melakukannya, menurutnya.

“Saya sudah berpikir lama apa yang akan dilakukan dengan semua itu dan saya pikir ini kesempatan terbaik untuk mengatakan: ‘Anda tahu, musik punk sudah mati. Berhenti menipu generasi muda bahwa entah bagaimana itu ada kaitannya dengan masalah yang mereka hadapi.’”

Selama ini musik itu memang diidentikkan dengan sekumpulan remaja dengan hidup keras dan banyak masalah. Irama musiknya yang keras membuat begitu. Ia menegaskan dalam konferensi pers, “Tidak ada. Itu [punk] sudah mati dan waktunya berpikir tentang sesuatu yang lain.”

Inggris, kampung halaman Sex Pistols sebenarnya sudah menyiapkan banyak acara. Mereka membuat ‘Punk.London’ juga untuk memeringati 40 tahun pelantun God Save the Queen itu. Namun rencana itu justru membuat marah kebanyakan pihak, terutama pencinta musik punk.

Mereka dikenal sebagai anti-kemapanan dan ledakan budaya.

Meski menolak perayaan besar-besaran, mereka juga tidak lantas setuju dengan apa yang dilakukan Corre. Vokalis Sex Pistols, John Lydon telah mengkritik keputusan itu. Menurutnya, memorabilia itu seharusnya dijual dan hasilnya kemudian disumbangkan saja.

Tapi Corre menolak. Ia beralasan, “Siapa yang sebenarnya akan membelinya? Paling nanti akan berakhir di dinding para pekerja bank. Mereka lah yang akan membelinya, dan itu sama sekali tidak memuaskan saya.” Di matanya, mereka hanya “para konformis berseragam lain.”

Jika itu dilakukan Corre khawatir penggemar punk garis keras akan bingung dan tak simpati.

Tapi ibunda Corre, sang desainer terkenal Vivienne Westwood akan hadir dalam acara pembakaran itu. Mereka yakin sang mantan manajer, ayah Corre atau suami Wood, akan setuju.

Meski begitu, tidak semua memorabilia dibakar habis, walaupun sebagian akan dilalap api. Corre menyimpan beberapa, terutama yang punya nilai sentimental dan kenangan manis baginya. Salah satunya, busana buatan ibunya yang pernah ia bantu jahit saat masih kecil. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER