Jakarta, CNN Indonesia -- Al Gore menghadiri pertemuan dengan presiden terpilih AS, Donald Trump dan putrinya Ivanka pada Senin (5/12). Pertemuan khusus ini membahas tentang isu pemanasan global dan perubahan iklim.
"Sesi pertemuan yang sangat produktif dan memakan waktu lama dengan presiden terpilih," ujar Gore, seperti dilaporkan The New York Times.
Mengutip
Us Magazine, mantan Wakil Presiden AS periode 1993-2001 saat Bill Clinton menjabat itu, mengungkapkan dirinya bertemu Ivanka terlebih dahulu sebelum dengan Donald Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami membahas sesuatu yang sangat menarik di masa mendatang, dan akan menjadi pembahasan berkelanjutan," ujarnya menambahkan.
Pria berusia 68 tahun itu termasuk aktivis yang vokal terhadap isu lingkungan, khususnya perubahan iklim.
Ia mendirikan organisasi nirlaba Climate Reality Project untuk aksi pedulinya itu pada 2005, dan turut membintangi dokumenter An Incovenient Truth setahun setelahnya.
Dalam keterlibatan di dokumenter ini, ia menyuarakan kesadaran akan naiknya suhu bumi dan patut jadi perhatian masyarakat di seluruh dunia.
Keterbukaan Trump akan isu lingkungan ini menjadi hal baru mengingat pada masa kampanye sebelumnya ia menunjukkan apatisme. Awalnya pada 2012 ketika ia menyatakan konsep pemanasan global hanyalah akal-akalan China agar manufaktur AS tak lagi kompetitif.
Dua tahun berikutnya, ia mengungkapkan, "NBC News menyatakan kondisi darurat, dan cuaca paling dingin di sepanjang tahun. Apakah negara kita masih menghabiskan uang untuk isu pemanasan global hoax?" cuitnya saat itu.
Usai terpilih sebagai presiden, Trump melunak dan dalam sebuah wawancara dengan The New York Times pada 22 November lalu ia membenarkan adanya keterkaitan antara aktivitas manusia dan perubahan iklim.
"Bagaimanapun, keduanya saling terkait," ujar Trump.
Agaknya perubahan itulah yang membuat Trump kemudian merancang pertemuan dengan Gore.
Sementara, Gore sendiri sebelum pemilihan menunjukkan dukungannya pada Hillary Clinton. Ia malah menyatakan dukungan pada Clinton terang-terangan dengan menyebutnya sebagai bagian dari perjuangan akan kepedulian perubahan iklim sebagai langkah nasional. Sementara itu, ia menyebut Trump hanya akan membawa situasi kondisi lingkungan dan iklim makin kacau.
Agaknya, dengan pertemuan yang baru saja digelar, anggapan itu mulai berubah.
(rah)