Madrid Gelar Festival Rayakan Film-film Jelek

Rahman Indra | CNN Indonesia
Selasa, 31 Jan 2017 15:11 WIB
Berlangsung selama lima hari, CutreCon menayangkan sejumlah film yang memuat akting seadanya, skrip gagal dan penyutradaraan berkualitas rendah.
Berlangsung selama lima hari, CutreCon menayangkan sejumlah film yang memuat akting seadanya, skrip gagal dan penyutradaraan berkualitas rendah. (Foto: Thinkstock/Jag_cz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Film jelek tak selamanya harus dibuang begitu saja. Agaknya begitulah yang melatari digelarnya festival film yang khusus memutar film-film jelek yang berlangsung di Madrid, Spanyol.

Bertajuk CutreCon, festival film yang berlangsung lima hari berturut-turut itu menayangkan sejumlah film yang memuat akting seadanya, skenario gagal dan penyutradaraan berkualitas rendah.

Mengutip AFP, sejumlah film itu di antaranya musikal berjudul Nudist Colony of the Dead dan atau film Bollywood, Action Jackson. Diperkirakan ada 3.500 orang yang meramaikan festival.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pengunjung juga datang untuk melihat film jelek lainnya, Troll 2 yang hanya meraih rating terendah yakni enam persen di Rotten Tomatoes, yang dianggap sebagai film paling buruk sepanjang masa.

CutreCon, yang berakhir pada Minggu (29/1), merupaan satu dari sejumlah festival film di Eropa yang didedikasikan untuk merayakan film-film jelek. Alasan di balik perayaan ini adalah kesempatan untuk bernostalgia pada era film berkualitas rendah, film berformat VHS, mencari alternatif dari film-film yang sekarang ada di sinema dan keinginan untuk menertawakan tontonan.

Di antara film itu menyeruak karya sutradara ternama seperti Quentin Tarantino dan Robert Rodriguez produksi 2007 berjudul Grindhouse.

"Perrtama kali saya menonton film jelek, ketika berusia 10 atau 11 tahun, dengan film Larry Cohen berjudul The Stuff, tentang pembunuh yoghurt," ujar Carlos Palencia, jurnalis budaya dan sekaligus ketua penyelenggaraan CutreCon.

Itulah yang kemudian mendorongnya menggelar festival yang tahun ini memasuki gelarannya yang ke-enam. Dari awalnya hanya digelar satu hari kini menjadi lima hari perhelatan festival.

Keyvan Sarkhosh, peneliti senior di Max Planck Institute Jerman yang melakukan riset atas film jelek mengungkapkan ada dua jenis film jelek temuannya, yakni yang tidak disengaja bikin jelek, dan yang benar-benar jelek kualitasnya.

Salah satu contoh film kategori pertama yakni Plan 9 from Outer Space yang disutradarai Edward Wood, tantang alien yang dilabeli film terburuk yang pernah ada. Sementara di jenis lainnya, ada film yang dibuat tak konsisten dan serampangan, contohnya seri film Sharknado.

Apakah yang menonton film ini berselera buruk? Tidak juga, kata Sarkhosh. Mereka yang mau menonton film-film seperti ini justru mereka yang berpendidikan tinggi dan sadar akan budaya. Mereka mau menonton karena menyukai sesuatu yang beda dan film bergaya seni yang tak tertebak.

"Untuk menikmati film jelek, haruslah benar-benar menyukai sinema, mengapresiasi film jelek seperti halnya mengapresiasi film bagus, dan menemukan kesenangan dari pengalaman menonton film," tambah Palencia.

Kesempatan bernostalgia

Angel-Luis Andres, manajer berusia 40 tahun mengatakan dirinya datang ke festival CutreCon untuk bernostalgia. Kata dia, hal itu ia dapati ketika menonton film Troll 2. 

"Ayah saya dulu kerap membawa banyak video untuk kita nonton bersama di akhir pekan," ujarnya. "Ia selalu membawa berbagai macam film dari monster, hingga dinosaurus, film-film yang mengulang banyak kenangan," tambah dia.

Film Troll 2 bercerita tentang keluarga yang berlibur ke pedesaan dan mendapati penduduk di sana dihuni oleh makhluk meneyeramkan yang jahat. Mereka vegetarian tapi juga ingin makan manusia, dengan syarat manusia itu juga mesti vegetarian. Dengan ceritanya yang seolah tak masuk akal membuat film bergenre komedi ini membuat para penonton kerap tertawa di sepanjang film.

Aneh tapi brilian

Tidak semua fiml jelek gagal di pasaran. Matt Hannon, aktor AS yang bermain di Samurai Cop pada 1991 merasa gagal dan meninggalkan dunia film setelah film dirilis. Namun, film itu malah terkenal dua dekade kemudian, dan Hannon kembali mendapat sorotan publik dan menbintangi sekuelnya Samurai Cop 2: Deadly Vengeance.

Contoh lainnya, adalah aktor, sutradara dan penulis naskah Tommy Wiseau, yang pada 2003 membuat film The Room. Situs film IMDb menyatakan film ini jelek dan seolah memukul kepalanya sendiri.

Namun, aktor James Franco membuat film komedi tentangnya yang diberi judul The Masterpiece. Dalam sebuah wawancara, aktor Seth Rogen yang bermain di film Franco itu menyebutkan film Wiseau 'aneh tapi brilian.'

"Dari semua film jelek yang ada, tetap ada penontonnya," ungkap dia. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER