Jakarta, CNN Indonesia -- Aktor Nicholas Saputra belum lama ini mengambil peran yang cukup unik. Dalam film fantasi buatan sineas Malaysia dan Indonesia berjudul
Interchange, ia berakting sebagai sosok mitologi berupa siluman burung rangkong gading bernama Belian.
Karakter yang terdengar cukup kompleks itu diperankan dengan apik oleh Nicholas. Ia mampu 'menjelma' menjadi seorang manusia 'jadi-jadian' yang harus meminum darah keturunan suku Tingang untuk membebaskan jiwa mereka dan jiwanya sendiri yang selama ini terperangkap dalam negatif foto dan tidak bisa mati.
Tubuh Belian hampir mirip seperti manusia pada umumnya. Bedanya, hidung Belian lebih mancung seperti paruh burung, serta beberapa jari tangannya memanjang dan membentuk cakar rangkong gading. Gaya Belian berjalan dan berlari pun sedikit tak lazim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap akan menghisap darah, tubuh Belian akan berubah. Kulit manusianya akan ditumbuhi bulu-bulu hitam rangkong gading, tangannya akan berubah menjadi sayap, dan hidungnya akan semakin membesar seperti paruh burung yang sebenarnya.
Untuk bisa ‘menjelma’ sebagai burung rangkong gading secara sempurna ternyata tak mudah bagi Nicholas. Ia mengaku harus menghabiskan waktu tiga hingga lima jam hanya untuk merias dan memasang kostum lengkap.
“
Makeup harus tiga sampai lima jam sehari. Setiap pagi saya datang sebelum para kru tiba di lokasi syuting. Setelah selesai syuting, kru sudah pulang, sedangkan saya masih mencoba melepaskan [kostum] satu per satu,” ujarnya dalam konferensi pers di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (23/2).
Aktor berusia 32 tahun itu juga harus berlatih koreografi agar bisa mempelajari ide dan menghayati gerak-gerik siluman burung rangkong gading ini. Tak berhenti di sana, ia pun harus melakukan riset serta belajar bahasa tradisional Suku Dayak Kenyah dengan bantuan pelatih khusus.
Seluruh persiapan untuk mendalami karakter Belian itu membuat aktor yang terkenal berkat peran Rangga dalam film
Ada Apa dengan Cinta? ini harus tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia selama dua bulan sebelum proses syuting film dimulai pada 2015. Sementara proses syuting semua adegan Belian bisa diselesaikan selama 20 hari saja.
Bertemu Burung RangkongNicholas bercerita, ia langsung tertarik untuk memerankan karakter Belian saat ditawari sutradara Dain Iskander Said. Pasalnya, ia mengaku sering mendapati spesies burung rangkong saat melancong di berbagai pelosok Indonesia, meski bukan spesies rangkong gading.
 Nicholas Saputra bersama kru dalam pemutaran perdana film Interchange di Jakarta. (Foto: CNN Indonesia/Resty Armenia) |
“Saya sering ke daerah Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia. Saya sering melihat burung-burung [rangkong] ini terbang dan saya suka sekali [spesies] burung ini. Di Aceh juga saya pernah melihat mereka, suaranya seperti helikopter. Jadi secara keberadaannya itu memang sangat mengagumkan. Itu yang menjadi
hook pertama saya dengan film ini,” katanya.
Aktor kelahiran 1984 ini pun menyayangkan adanya berita tentang ratusan kepala rangkong gading yang akan diekspor ke China beberapa waktu lalu, meski berhasil digagalkan oleh pihak berwajib. Menurutnya, kini status burung ini adalah ‘terancam punah.’
“Dulu waktu kami syuting, statusnya belum terancam punah. Tapi sekarang, tiga tahun kemudian, sudah hampir punah. Karena kepalanya yang besar itu dibuat ukiran,” ujarnya.
Selain itu, papar Nicholas, rangkong gading merupakan burung khas Kalimantan yang memiliki kedekatan secara budaya dengan sebagian penduduk pulau ini. Hal itu terbukti pada adanya lambang beberapa provinsi di Kalimantan yang menampilkan kepala burung ini.
Makin jarangnya keberadaan burung spesies Rhinoplax vigil (helmeted hornbill) ini pun membuat tim produksi Interchange harus rela menggunakan computer generated imagery (CGI) untuk menciptakan rangkong gading ‘buatan.’
(rah)