Musik Grunge Kehilangan Raungan Chris Cornell 'Soundgarden'

CNN Indonesia
Kamis, 18 Mei 2017 16:22 WIB
Chris Cornell, pentolan Soundgarden meninggal setelah pentolan Nirvana dan Alice in Chains mengembuskan napas terakhir. Mereka para legenda musik grunge.
Chris Cornell pentolan Soundgarden meninggal dunia, menyesakkan pencinta musik grunge. (Jesse Grant/Getty Images for CBS Radio/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Chris Cornell masih manggung di Fox Theatre Detroit, Rabu (17/5) bersama Soundgarden. Ia bahkan masih berkicau di Twitter-nya, mengunggah gambar tempatnya pentas malam itu.

Namun tak lama setelah manggung, sang pentolan Soundgarden dan Audioslave dikabarkan meninggal dunia. Delapan jam kemudian beritanya muncul, disertai konfirmasi.

Perwakilan keluarganya mengungkap bahwa kematian itu sangat mendadak dan tak terduga.
Netizen bersedih, terutama mereka yang memahami dunia musik, khususnya grunge. Musik grunge takkan dikenal tanpa Chris Cornell. Ia termasuk dalam empat grup musik grunge besar pada masanya: Nirvana, Soundgarden, Pearl Jam, dan Alice in Chains.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan meninggalnya pentolan Nirvana Kurt Cobain, Layne Staley dari Alice in Chains dan Cornell dari Soundgarden, tinggal Eddie Vedder dari Pearl Jam pentolan band yang tersisa.

Tak heran jika ada yang menulis, “Semoga Eddie Vedder jaga diri dan baik-baik saja.”



Media sosial memang menjadi tumpahan ungkapan duka para penggemar Cornell. Tak sedikit yang menyebut sang vokalis meninggal terlalu cepat, meski usianya sudah 52 tahun saat menutup mata. “Sampaikan halo pada surga untuk kami semua, Chris,” ada yang menulis.

Cornell memang berjasa bagi dunia musik. Ia memulai kariernya di Seattle melalui Soundgarden pada 1984. Pergerakan musik grunge 1990-an pun bergejolak berkat dirinya. Mengutip CNN, Soundgarden bubar pada 1997 namun merilis kompilasi di tahun itu juga.

Tapi sejak 2001 Cornell ‘mendua.’ Bersama tiga mantan anggota Rage Againts the Machine ia membentuk Audioslave. Lagu mereka yang sukses di antaranya Like a Stone, dirilis 2003.



Bersama Soundgarden ia baru kembali ke panggung pada 2010, untuk sebuah festival yang kemudian mengawali turnya kembali ke beberapa negara. Cornel pernah berkata, saat mereka tak nge-band lagi, ia merindukan persahabatan dan suasana pertemanan yang tercipta.

“Yang paling saya nantikan adalah suasana persahabatannya. Itulah yang kami rindukan ketika kami tidak satu band lagi,” ungkapnya, yang diunggah ke Twitter Soundgarden pada Rabu malam setelah kabar meninggalnya sang pentolan menyeruak di media-media besar.

Kini bukan hanya persahabatan yang dirindukan, tapi juga gerungan Cornell sendiri.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER