Jakarta, CNN Indonesia -- Libur lebaran yang cukup panjang, selain digunakan untuk berkumpul kembali dengan keluarga besar, juga merupakan momen yang tepat untuk me time. Membaca buku di kamar atau di pinggir pantai saat liburan bersama keluarga, bisa jadi salah satu kegiatan melepas bosan sekaligus menambah wacana.
CNNIndonesia.com merangkum beberapa buku yang cocok dihabiskan selama libur sepekan ini. Mulai dari yang nyata-nyata soal pulang, kembali ke rumah, sampai seri Harry Potter yang selalu menghibur dan tak pernah membosankan. Kebanyakan bercerita soal keluarga.
Pulang, Tere Liye
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novel yang dirilis dua tahun lalu ini direkomendasikan bukan karena lebaran identik dengan mudik, alias pulang ke kampung halaman. Makna pulang di novel ini luas, tidak serta-merta secara fisik kembali ke tempat yang dinamakan rumah. Kembali ke hakikat kehidupan juga disebut pulang.
Buku ini sarat akan perjuangan kembali pulang ke hakikat kehidupan itu. Adegan demi adegan, yang diwakilkan dengan pertarungan demi pertarungan melawan manusia sampai babi hutan, adalah simbol setiap tingkatan untuk pulang. Seperti biasa, Tere Liye membumbui novelnya dengan unsur religius, yang membuatnya makin cocok dibaca saat lebaran tiba.
Tere Liye juga menggunakan tema yang unik. Cerita yang berakar dari Sumatera, tapi bicara soal bisnis tukang pukul. Sebuah kegiatan yang rasanya lebih banyak ada di kota besar, dan jarang ada yang menyeriusinya sebagai bisnis. Tapi ia bisa menyampaikannya dengan memikat.
Yang lebih penting lagi, novel ini juga bercerita tentang bersatunya kembali keluarga.
Pulang, Leila S. ChudoriMeski judulnya sama, novel Leila dirilis lebih dulu, pada 2013. Sesuai judulnya, kali ini benar-benar bercerita tentang usaha untuk pulang ke kampung halaman, seperti orang-orang mudik saat lebaran. Namun usahanya bukan berburu tiket atau bermacet-macetan.
Usaha Dimas lebih parah, karena ia harus kembali ke Indonesia dari Perancis. Dimas ‘terdampar’ di Negeri Menara Eiffel itu setelah paspornya dicabut, setelah sempat berkeliling ke beberapa negara Eropa lainnya. Paspornya dan teman-teman pekerja seni maupun wartawan dari Indonesia, dicabut pemerintah mereka sendiri karena dianggap eksil.
Mereka adalah ‘musuh politik’ di tahun 1965. Sementara mereka terdampar di negeri orang dan Dimas berjuang tetap hidup lewat warung makan khas Indonesia yang ia dirikan, teman-temannya di kampung halaman menjadi buruan pemerintah, ditangkapi satu per satu. Mereka dikejar, ditembak, bahkan ada yang tak diketahui nasibnya.
 Leila S. Chudori saat berdiskusi buku Pulang di Frankfurt Book Fair 2015. (Dok. Komite Nasional Indonesia untuk Frankfurt Book Fair 2015) |
Demikian pula perempuan yang dicintainya. Tapi pada satu titik, Dimas harus menghadapi kenyataan bahwa bagaimana pun Indonesia adalah tanah airnya dan ia harus pulang.
Kinanthi: Terlahir Kembali, Tasaro GKNovel yang satu ini juga bercerita tentang pulang, tapi dengan makna yang kembali berbeda.
Kinanthi, seorang gadis lugu asal Gunung Kidul, Yogyakarta akhirnya menjadi seorang perempuan sukses di New York. Tapi perjalanannya tidak mudah. Ia tak pernah lulus SMP, kemudian menjadi pembantu rumah tangga. Usianya belum genap 17 tahun saat harus melakoni hidup sebagai pekerja di Arab.
Di sana, nasib Kinanthi tak lebih baik. Ia menjadi korban penyiksaan, pelecehan, perdagangan manusia, sampai akhirnya berhasil melarikan diri. Yang mengubah hidupnya adalah suaka dari pemerintah Amerika. Gadis Gunung Kidul itu akhirnya bisa mengenyam pendidikan lebih tinggi.
Amerika lah yang membuat Kinanthi jadi lebih kuat. Ia bahkan menjadi profesor dan penulis buku. Namun hidupnya tetap terbayangi oleh kampung dan keluarganya di Gunung Kidul, apalagi cintanya pada Ajuj yang sudah dipendam selama bertahun-tahun sejak kecil. Tasaro menceritakan perjalanan Kinanthi dengan bahasa yang penuh sayap tapi memikat.
Seri Harry PotterTidak ada yang pernah bosan pada seri Harry Potter. Meski karangan JK Rowling itu sudah berakhir pada seri ke-tujuh yang rilis 2007, penggemar si ‘
the boy who lived’ masih mengingatnya. Sang penulis sendiri masih terus mengembangkan ceritanya menjadi bagian-bagian detail yang disebar melalui situs penggemar Pottermore.
Seri Harry Potter merupakan novel yang cocok dilahap habis sembari menikmati libur lebaran. Rowling selalu mampu membuat pembacanya bertahan dari lembar pertama dengan adegan di rumah Privet Drive nomor 4 sampai perang yang pecah antara Harry dewasa dan Lord Voldemort di sekolah sihir Hogwarts.
Libur lebaran yang cukup panjang, sampai sekitar satu pekan lamanya, merupakan waktu yang tepat untuk mengenang kembali kehidupan terlunta Harry saat masih tinggal bersama keluarga Dudley di buku pertama, sampai petualangan-petualangan serunya bersama para sahabat di Hogwarts. Harry bukan hanya menemukan sahabat, tapi juga jati diri yang sebenarnya.
Siapa tahu buku ini bisa menjadi hiburan sekaligus membuat berani memilih sesuai hati nurani.
Seri Negeri Lima MenaraAhmad Fuadi mengalami sendiri kehidupan di pondok pesantren, yang detailnya ia tuangkan ke dalam trilogi
Negeri Lima Menara. Tiga novelnya adalah
Negeri Lima Menara, Rantau Tiga Warna dan
Rantau Satu Muara. Lewat buku ini pembaca jadi tahu betul bagaimana ketatnya disiplin di pondok pesantren, mulai harus berbahasa Arab sampai tak boleh cinta-cintaan.
Namun buku itu tak sekadar berbicara soal pondok pesantren. Seri
Negeri Lima Menara, lewat tokohnya yang bernama Alif, juga memberi pelajaran tentang keluarga, masa-masa perantauan, masalah hidup yang datang silih berganti, sampai nilai-nilai untuk tidak menyerah saat hidup di negeri orang.
Menariknya, unsur agama tetap kental ditulis oleh Fuadi. Novel ini seolah merupakan cara ia berdakwah lewat peribahasa-peribahasa Arab seperti
man jadda wajada, man shobaro dzofiro dan
man yazro yahsud untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan agama dalam kehidupan sehari-hari.
‘Mantra-mantra’ itu tampaknya cocok diingat untuk penutrisi jiwa usai Ramadan, di saat libur lebaran.