Jakarta, CNN Indonesia -- Santer beredar kabar, salah satu penyebab bunuh diri mantan kekasih Awkarin, Oka Mahendra Putra adalah karena bisnis yang dijalankannya bangkrut. Oka merupakan CEO Takis Entertainment, organisasi pengelola selebgram seperti mantannya sendiri, Awkarin.
Dari unggahan Awkarin pada awal Juni lalu, diketahui bahwa Takis Entertainment belum membayar gaji selebgram yang dinaunginya, termasuk Awkarin dan Syaima Salsabila.
Pengelolaan keuangan memang merupakan salah satu masalah yang kerap dijumpai dalam manajerial artis. Salah satu manajer yang telah berpengalaman mengelola banyak artis, Otto Harijanto mengakui bahwa mengelola keuangan adalah pekerjaan paling sulit sebagai manajer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang paling riskan itu keuangan, memang hati-hati banget, jangan sampai manajer tambal sulam, tombok sana tombok sini," kata Otto saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Rabu (19/7).
Otto pernah menjadi manajer untuk Prisia Nasution, Mario Irwinsyah, Fanny Fabriana, hingga Melanie Subono. Saat ini ia banyak menangani selebriti yang baru berkarier di hiburan.
Otto menjelaskan, bayaran artis dari berbagai rumah produksi biasanya cair dalam jangka waktu yang berbeda-beda, tergantung lamanya pekerjaan berlangsung. Pencairan honor untuk main film misalnya, berbeda dengan FTV, presenter, iklan, atau sekadar bintang tamu.
 Awkarin termasuk salah satu selebgram yang dinaungi Takis Entertainment. (Screenshoot via Instagram/@awkarin) |
Keadaan uang yang tak menentu itulah, menurut Otto, yang membuat manajer harus pandai-pandai mengatur keuangan untuk sang artis. Belum lagi, jika seorang manajer menaungi lebih dari satu artis. Biasanya, satu manajer bisa membawahi tiga sampai lima artis.
Jika salah mengelola keuangan, kata Otto, dampaknya bisa besar. Otto mencontohkan sebuah kasus yang kerap terjadi, misalnya seorang manajer membayar artis A dengan bayaran artis B. Manajer mungkin beranggapan subsidi silang semacam itu tidak masalah, toh artisnya masih ada dalam satu naungan. Namun itu sebaiknya sangat dihindari karena membingungkan.
"Jumlah bayaran tiap artis kan berbeda, artis juga belum tentu mau. Itu namanya bikin masalah sendiri," ujar Otto.
Mekanisme pembayaran uang artis umumnya masuk dari pemberi kerja seperti rumah produksi ke rekening manajemen. Setelah itu, uang tersebut bakal dikirim langsung ke rekening artis dengan beberapa pemotongan untuk biaya manajerial yang telah disepakati sebelumnya.
Ada beberapa artis yang menggunakan mekanisme sebaliknya. Bayaran datang dari rumah produksi ke artis, lalu ia yang akan membayar ke manajemen. Pemotongan biaya manajerial yang jumlahnya disepakati tergantung fasilitas yang didapat sang artis.
Ada yang termasuk jasa antar jemput, ada pula yang mengharuskan artis ke mana-mana sendiri. "Kalau saya, setelah ditransfer rumah produksi, satu atau dua hari kemudian langsung transfer ke artis," tutur Otto.
Masalah, Otto menambahkan, juga datang jika rumah produksi terlambat memberi bayaran. Otto menyebut dia sendiri biasanya akan terus menagih rumah produksi yang belum mengirim honor dengan membawa kontrak kerja yang telah disepakati.
 Honor selebriti biasanya diberi oleh manajemen, setelah manajer mendapat kucuran dana dari rumah produksi. (Ilustrasi/REUTERS/Edgar Su) |
Selain mengelola keuangan, manajer juga mengatur semua keperluan artis, seperti jadwal kegiatan, mencarikan dan memilihkan pekerjaan yang sesuai, sampai membuat citra artisnya menjadi semakin baik. Memilih pekerjaan pun, katanya, tak bisa sembarangan.
Otto biasanya memilihkan pekerjaan artisnya sesuai dengan kriteria dan citra yang diinginkan. Lamanya pekerjaan juga dipikirkan, agar keuangan tetap stabil.
"Kita harus memperhatikan, pembayaran film kan panjang, sementara artis tetap butuh uang dalam waktu cepat. Biasanya saya ambil proyek FTV, presenter, off air yang cairnya cepat.”
Selain itu, manajer juga kerap mencarikan proyek kerja sama berbasis endorsement dengan tempat gym, online shop, festival film, hingga desainer. Selain menjaga keuangan artis, itu juga penting untuk kebutuhan sehari-hari artis yang bersangkutan.
"Kalo artis butuh gaun, kami juga ada kenalan dengan desainer, jadi gratis pakai gaunnya," ujar Otto.