Jakarta, CNN Indonesia -- Hillary Clinton boleh saja kalah dari Donald Trump dalam Pemilu Amerika Serikat tahun lalu. Namun buku memoar kampanyenya yang baru saja diluncurkan sudah laris terjual.
Hillary menerbitkan
What Happened, sebuah memoar pada beberapa pekan lalu.
Mengutip
CNN, memoar itu terjual 167.000 eksemplar di AS pada minggu pertama penjualan. Angka itu mengalahkan memoar bertajuk
No Easy Day karya Mark Owen yang terbit 2012.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Respons terhadap
What Happened menunjukkan bahwa terlepas dari semua yang telah ditulis dan dibahas selama setahun terakhir, jelas ada keinginan yang kuat di kalangan pembaca untuk belajar dan mengalami peristiwa bersejarah Pemilu 2016 dari perspektif Hillary," kata Presiden and CEO Simon & Schuster, Carolyn Reidy, seperti dikutip pada Rabu (20/9).
Reidly menilai sifat jujur Hillary merupakan alasan pembeli menyukai memoar tersebut.
Secara keseluruhan, karya Hillary terjual 300.000 dalam semua format. Mulai dari buku, compact disc (CD) sampai buku audio digital. Penjualan
What Happened dalam format buku audio digital merupakan penjualan terbaik dalam sejarah.
Clinton sempat muncul ke hadapan publik untuk sesi tanda tangan
What Happened minggu lalu di New York City. Antrean sesi itu menjadi salah satu yang terpanjang sepanjang sejarah penandatanganan memoar. Selain di toko buku,
What Happened juga bisa dibeli di Amazon.com.