Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan hanya di Indonesia, penulis di Inggris pun merasa hidupnya tak bisa lagi ditopang oleh pekerjaannya menulis buku. Itu disampaikan penulis gaek Philip Pullman.
Laporan tahun lalu menyebut, penghasilan rata-rata untuk penulis di Inggris adalah 12.500 poundsterling, atau Rp222 juta. Angka itu masih di bawah upah minimum daerah itu.
Itu karena perusahaan dagang sejenis Amazon dan High Street berlomba-lomba menjual buku dengan harga serendah mungkin. Penghasilan dan nasib penulis pun terpuruk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ada banyak hal yang harus diperhatikan sekarang, tidak terkecuali adalah jatuhnya penghasilan bagi orang-orang yang menggantungkan hidupnya pada menulis buku,” katanya.
Pullman mengakui, ia tidak termasuk golongan itu. Menurutnya, ia beruntung karena termasuk golongan penulis sukses. Namun tak dipungkiri, banyak rekannya yang berjuang keras.
“Teman-teman saya yang 10, 15 atau 20 tahun lalu, sebelum Net Book Agreement, yang saat itu bisa mendapat penghasilan dari menulis buku, dan menjual cukup banyak kopinya ke perpustakaan, mereka tidak bisa melakukannya lagi,” kata Pullman mengungkapkan.
Penyebabnya adalah semakin banyaknya penjual buku besar dan penjual buku di internet.
“Mereka [melakukan hal-hal] yang baik buat pembaca, tapi tidak selalu baik untuk penulis.”
Net Book Agreement menjamin buku-buku dijual di harga yang paten. Namun itu terjadi hanya sampai 1990-an. Setelah tak lagi ada kesepakatan itu, penjual buku online, supermarket dan toko-toko jaringan yang besar bisa menjual buku dengan diskon. Pembeli jelas senang.
Tapi masalahnya, royalti penulis dipotong dari harga diskon, bukan harga aslinya.
Pullman sendiri baru saja meluncurkan novel baru,
La Belle Sauvage. Itu merupakan prekuel dari novel pria 71 tahun itu,
His Dark Materials yang diterbitkan pada 2000 lalu.
Novel itu digadang-gadang akan mendapatkan penjualan terbesar tahun ini. Penggemar sudah menunggunya sejak 17 tahun lalu. Buku itu ternyata telah ditulis oleh Pullman sejak lama.
Namun, karena sedang sakit dan harus operasi, ia sedikit menunda penerbitan bukunya.
"Inilah salah satu alasan mengapa buku ini lama muncul, karena cukup sulit untuk bekerja dengan keadaan seperti itu. Saya merasa seperti terbatas dan dibatasi, sampai batas tertentu oleh kesehatan saya," ujarnya saat berbicara di perpustakaan Universitas Oxford.
Bukunya yang terkenal,
His Dark Materials merupakan trilogi yang terdiri atas
Northern Lights (1995),
The Subtle Knife (1997) dan
The Amber Spyglass (2000). Trilogi itu, mengutip
Telegraph, telah terjuak sebanyak 18 juta kopi dan diterjemahkan ke 40 bahasa.